GETPOST.ID, Osaka- Indonesia Pavilion World Expo akan berakhir besok, Senin (13/10/25). Banyak tersisa cerita dan kisah yang mengharukan tanpa disadari memberikan efek besar bagi sebagian besar warga Jepang. Keceriaan dan ketulusan yang diberikan para staf Pavindo dirasakan oleh warga Jepang sebagai sebuah ‘obat’, salah satunya untuk Kana Ibashi.
Akun Tiktok Arimo, salah satu staf Pavindo mengunggah surat berbahasa Indonesia yang ditulis tangan (sengaja ditranslate) dari Kana Ibashi (20 tahun) yang tinggal di Tokyo. “Siapa sangka pekerjaan ini bisa memberikan perubahan yang besar bagi kehidupan orang lain,” tulis Ario-sapaanya.
Kana didiagnosa penyakit langka oleh dokter sehingga membuat sistem saraf dan emosinya hilang. Dia tidak bisa lagi tersenyum, tertawa, menangis lantaran efek penyakit tersebut.
“Pada bulan Juni tahun ini saya didiagnosa menderita penyakit langka yang bersifat progresif. Dokter mengatakan pasien dengan penyakit ini umumnya perlahan kehilangan kemampuan berjalan, kemudian membutuhkan kursi roda dan setelah itu seringkali berakhir hanya bisa berbaring di tempat tidur,” tulis Kana di dalam surat.
Hari demi hari, Kana kehilangan emosinya. Tapi pada suatu hari tanpa kebetulan, Kana melihat video di media sosial tentang ‘Tarian tanpa Reservasi’ dari Pavilion Indonesia. “Saya menontonnya, saya bisa tersenyum secara alami. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, saya bisa tertawa lagi,” tulis Kana yang bisa membuat siapapun akan terharu membacanya.
Sejak saat itu hampir setiap hari saya menonton video tersebut. “Hanya dengan menonton video tersebut saya bisa tersenyum tulus dan merasakan kebahagiaan,” tulisnya.
Lalu Kana memutuskan untuk mendatangi Pavindo di World Expo Osaka menggunakan kereta dari Tokyo. Perjalanan selama 3 jam menggunakan gerbong khusus dengan tempat tidur medis dan terus berbaring hingga tiba di Osaka. “Meskipun tubuh saya menderita saya yakin jika pergi ke Pavilion Indonesia saya akan merasakan kebahagiaan dan semangat baru. Itulah alasan kuat mengapa saya benar-benar ingin mengunjungi expo secara langsung,” tulis mahasiswa S3 ini.
Sulthan, salah satu staf Pavindo mengakui selama 6 bulan banyak sekali kenangan dan pengalaman yang didapat. Semua staf merasa sedih lantaran harus berakhir dan berpisah setelah selama 6 bulan selalu bersama. “Semua sedih, Ternyata pavindo kasih banyak makna ke orang jepang,” katanya mengenai Kana.
Kana juga memberikan secarik kertas dengan mengucapkan terima kasih kepada Staf Pavindo yang sudah memberikan kebahagiaan selama 6 bulan terakhir. “Terima kasih banyak untuk 6 bulan yang menyenangkan. Diisi dengan senyuman, kebaikan, dan kebahagiaan. Kehangatan kalian sangat berarti untuk saya tanpa bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Pertemuan ini sangat berharga dan akan terus saya ingat,” tulis Kana.
Sulthan juga mengirimkan kalimat dari Kana sesaat setelah mengunjungi Pavindo. “Penyakit saya tidak memiliki pengobatan apapun. Namun kemarin saya akhirnya menemukan satu-satunya ‘obat’ itu yaitu senyuman dan kebaikan hati dari kalian semua di Pavilion Indonesia. Hal yang luar biasa kemarin adalah saya hampir tidak merasakan sakit yang biasanya selalu saya rasakan di seluruh tubuh. Saya sendiripun terkejut dengan hal itu. Bagi saya kalian semua di Pavilion Indonesia adalah ‘obat mujarab’ yang jauh lebih manjur daripada obat apapun. Saya benar-benar tersentuh dan dipenuhi kebahagiaan,” tulis Kana.
Menjelang akhir, Pavindo telah dikunjungi oleh 3,5 juta orang yang mayoritas dari warga Jepang. Keceriaan staf pavindo lewat tarian dan nyanyian membuat mereka menjadi viral hingga diliput TV Jepang dan media lainnya. Bahkan mereka tampil di ABC TV dalam sebuah wawancara baru-baru ini.