GETPOST.ID, Osaka – Bangunan kayu raksasa langsung menghadang saya, sesaat memasuki arena World Expo 2025 Osaka pada pekan lalu (11/6). Mata terpana dan hati bergetar takjub, menyaksikan kemegahan arsitektuk kayu yang tinggi dan besar, seolah menyambut saya dan menyapa: “Selamat datang di Osaka Expo.”
Angin terasa sejuk memeluk M Syakur Usman, Chief Editor Getpost.id, di Pulau Yumeshima, Teluk Osaka, sore itu.
Sang matahari mulai turun ke cakrawala di sebelah barat. Terik sudah pergi, karena musim panas sudah tiba di Osaka mulai bulan Juni.
Seperti kemegahan Koloseum di Roma, bangunan kayu raksasa yang melingkari Osaka Expo ini bikin orang-orang tampak kecil.
Bernama The Grand Ring, bangunan kayu berbentuk lingkaran ini adalah simbol pameran terbesar di dunia: Expo 2025.
The Grand Ring atau ‘Oyane Ring’ dalam bahasa Jepang, bagai benteng raksasa yang melingkari arena Expo 2025. Seolah melindungi para pengunjung Expo yang rata-rata mencapai 140 ribu orang per hari, menjadi tempat istirahat saat lelah keliling paviliun negara-negara peserta Expo. Oya, Osaka Expo ini diikuti sekitar 158 negara.
Dengan tinggi sekitar 20 meter, saya dan para pengunjung memang dapat berjalan dengan aman dan nyaman di bawahnya.
Bagai lorong panjang berangka kayu raksasa, saya nyaman berjalan di sini. Karena terhindar dari terik matahari, angin laut nan dingin, bahkan hujan. Beberapa bangku kayu panjang disediakan untuk rehat sejenak.
Selain bangku kayu panjang, di bagian bawah The Grand Ring ini juga ada fasilitas air isi ulang bagi pengunjung. Nyaman sekali di bawah sini, sekaligus takjub.
Panduan Konstruksi Modern dan Teknis Tradisional
The Grand Ring alias Oyane Ring, menggambarkan konsep “Unity in Diversity”. Maknanya, persatuan dalam keragaman, sekaligus menggambarkan harmoni antara alam, budaya, dan teknologi.
‘Kerangka’ kayu raksasa ini melingkar dan dibangun dengan memadukan metode konstruksi modern dan teknik tradisional ala Jepang, nuki.
Lihat saja data-datanya: memiliki tinggi sekitar 20 meter pada bagian tertingginya. Struktur ini dirancang oleh arsitek Jepang Sou Fujimoto. Menggunakan kayu local jenis cedar dan cypress, serta scots pine dari luar negeri.
Luas area bangunannya mencapai 61 ribu meter persegi dengan diameter dalam 615 meter dan diameter luar 675 meter persegi.
Dengan lebar sekitar 30 meter, The Grand Ring diakui Guinness World Records sebagai “Struktur Arsitektur Kayu Terbesar di Dunia” per 4 Maret 2025.
The Grand Ring juga memiliki lintasan di atasnya sepanjang 2.025 meter, sesuai tahun penyelenggaraan Expo. Lintasan ini juga dikenal sebagai “Skywalk” dan dapat diakses melalui lima eskalator dan enam lift.
Seorang pengunjung Expo, Ismail yang tinggal di Yokohoma, mengakui The Grand Ring efektif melindungi pengunjung saat udara panas di siang dari terik matahari. Karena berbentuk rangka-rangka kayu, angin laut dari Teluk Osaka dapat leluasi masuk membawa hawa dingin dari arah laut.
“Dengan diameter bangunan lebih 2 km, untuk keliling The Grand Ring membutuhkan waktu lebih 30 menitan. Di atas, saya melihat pemandangan yang sangat indah dengan latar paviliun-paviliun negara atau laut lepas. Indah untuk swafoto di sini,” kata Ismail pada Getpost.id, baru-baru ni.
Beginilah panorama dari atas The Grand Ring saat senja yang Getpost.id dapatkan pada senja, Rabu (11/6). Lembayung memukau mata saat senja tiba dan sang matahari semakin menurun dari cakrawala. Indahnya!
*Tulisan ini didukung: Astra International, Toyota-Astra Motor, Indosat, Sharp, Biznet, Telkomsel, JNE.