GETPOST.ID, Jakarta– Namanya Aurel. Mahasiswa yang terlihat baik-baik saja, tapi diam-diam digerus perlahan oleh tekanan hidup yang tidak dia ciptakan. Ia menjalin hubungan dengan seorang pria yang jauh lebih tua, namun tanpa menyentuh batas fisik. Ia hanya menemani makan, mengobrol, dan berjalan-jalan. Namun tetap saja, ia merasa bersalah karena apa yang ia jalani bukanlah pilihan, melainkan pelarian dari keputusasaan yang menjerat tanpa ampun. Kisah Aurel adalah inti dari serial Sugar Daddy yang bisa kamu tonton di Viu.
Tak Ada Sentuhan, Tapi Jiwa Tetap Merasa Bersalah
Aurel (diperankan oleh Megan Domani) tidak pernah diminta lebih dari sekadar menemani makan malam, mengobrol, dan mengisi kekosongan seorang pria yang usianya jauh di atasnya. Tidak ada permintaan yang melanggar batas fisik, namun hal itu tidak membuat hatinya tenang. Ia tidak sedang mencari kemewahan atau perlindungan, ia hanya butuh bertahan. Hubungan itu, walaupun tanpa sentuhan, menimbulkan luka batin yang dalam karena ia tahu semua ini bukan dari kehendaknya. Rasa bersalah itu juga tumbuh karena dunia seolah memaksanya untuk merasa demikian.
Aurel bukan seseorang yang mudah menyerah. Tapi saat semua tekanan datang bersamaan, yaitu utang puluhan juta yang bukan miliknya, ancaman foto palsu yang bisa menghancurkan reputasinya, dan pengkhianatan dari sahabatnya, dia mulai kehilangan arah kemudian menjadi sugar baby. Ini adalah reaksi dari seseorang yang merasa tak punya jalan keluar.
Saat Masalah Datang Bukan dari Diri Sendiri, Tapi Menghantam Tanpa Ampun
Aurel tidak pernah meminjam uang kepada pinjol, tapi namanya tercantum di daftar penagihan utang. Suara telepon dari debt collector mengguncang pikirannya. Tidak hanya jumlah utangnya yang membuat Aurel sesak, tapi ketidakadilan di balik semuanya. Ia harus menanggung beban puluhan juta rupiah yang tidak pernah ia gunakan, sambil menjaga harga diri dari ancaman yang bisa menjatuhkannya dalam hitungan detik.
Yang membuat luka itu semakin dalam adalah kenyataan bahwa semua ini berasal dari orang yang paling ia percaya. Bella, sahabat yang selama ini menjadi tempat Aurel berpegangan, ternyata orang di balik utang dan fitnah itu. Yang paling mengejutkan, Bella ternyata terlibat hubungan dengan ayah Aurel. Kenyataan ini terasa lebih menyakitkan dari apapun yang pernah ia takutkan. Dalam satu waktu, dua sosok penting dalam hidupnya berubah menjadi dua sumber luka terdalam.
Kepercayaan bukan sesuatu yang bisa dikembalikan begitu saja. Ketika dihancurkan, bukan hanya relasi yang retak, tapi juga persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Aurel tidak hanya kehilangan reputasi, ia juga kehilangan identitas sebagai anak dan sahabat. Ia terpaksa meraba-raba kembali siapa dirinya, di dunia yang tidak lagi memberinya tempat yang aman.
Wajah dari Tekanan Sosial
Tidak semua relasi sugar baby dan sugar daddy berawal dari ambisi. Dalam kisah Aurel, hal ini bermula dari ketakutan. Di tengah ancaman dan tekanan yang bertubi-tubi, ia hanya ingin sedikit ruang untuk bernapas. Sosok pria yang lebih tua itu hadir membawa ketenangan. Namun di balik ketenangan, ada luka yang diam-diam mengakar. Aurel menjadi tempat bersandar bagi pria yang justru bergantung secara emosional padanya. Keduanya menyimpan luka dan tanpa sadar saling mencari tempat untuk merasa utuh kembali.
Kisah Aurel merupakan cermin dari generasi yang lelah, namun tetap harus kuat. Ia bukan simbol kelemahan, tapi wajah dari tekanan sosial yang tidak memberikan ruang untuk bernapas. Di balik setiap keputusan Aurel, ada ketidakseimbangan yang diciptakan oleh sistem yang terlalu cepat menilai, tapi terlalu lambat memahami. Sugar Daddy bukan hanya kisah tentang hubungan yang tidak biasa, melainkan tentang cara manusia mencari pegangan saat dunia tidak lagi terasa adil. Serial ini menyentuh sisi paling manusiawi dari kita semua, yaitu rasa takut, kehilangan, dan keinginan untuk tetap utuh. Perjalanan Aurel menghadapi pengkhianatan dan tekanan hidup bisa kamu ikuti selengkapnya dalam Sugar Daddy, tayang di Viu. Dalam serial ini, ada cerita yang tidak hanya untuk ditonton, tapi juga untuk direnungkan.


