Drama Ranah Pusaka Menunjukkan Jika Rapuh Bukanlah Kelemahan

Ranah Pusaka di Viu

GETPOST.ID, Jakarta- Pernah nggak, kamu merasa ada beban di hati tapi tetap tersenyum seolah semuanya baik-baik saja? Kadang-kadang, lebih mudah pura-pura kuat daripada jujur tentang betapa kacaunya perasaan kita. Jika kamu paham rasanya, Ranah Pusaka di Viu akan membawa kamu ke perjalanan yang mungkin kamu butuhkan sekarang. Ceritanya sederhana tapi dalam, seperti mengobrol bareng teman yang diam-diam mengerti semua luka yang kamu sembunyikan. Yuk, kita bahas kenapa serial ini tidak hanya relevan, tapi juga seperti berkaca ke dalam diri sendiri.

Pura-pura Kuat itu Sebenarnya Tanda Apa? 

Kita terbiasa dengan topeng ketangguhan yang kita pakai. Tapi di balik senyum dan tawa, sebenarnya ada sinyal untuk minta dipahami. Ranah Pusaka menangkap momen-momen ini dengan jujur dan tanpa drama berlebihan. Kita melihat Kali (Vonny Felicia) yang tampak bebas tapi hatinya remuk, dan Badran (Alif Rivelino) yang tampak percaya diri tapi diam-diam haus pengakuan. Serial ini seolah memberikan reminder penting bahwa berani terlihat rapuh bukanlah kelemahan, justru itulah bentuk keberanian yang paling manusiawi.

Read More

Apa jadinya kalau topeng itu tiba-tiba terbuka, di depan orang yang kita tidak sangka? Kamu mungkin akan merasa kaget, malu, atau justru lega. Serial ini mengajak kita membayangkan betapa berartinya kehadiran seseorang yang tetap bertahan melihat sisi terlemah kita. Tanpa menghakimi, tanpa menjauh. Lewat adegan-adegan hening dan tatapan yang penuh makna, Ranah Pusaka menunjukkan bahwa keberanian untuk jujur sering kali lahir dari hubungan yang membebaskan, bukan membebani.

 Rumah Kos di Ranah Pusaka: Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal

Pernahkah kamu merasa rumah bisa bicara tentang luka yang kamu simpan? Dalam Ranah Pusaka, rumah kos bukan sekadar latar belakang cerita, tapi seperti karakter hidup yang memahami pergolakan batin para penghuninya. Lorong-lorong sunyi, pintu yang setengah terbuka, dan jendela yang membiarkan cahaya samar masuk. 

Kenapa dapur, kamar, dan ruang kosong di kos ini terasa lebih jujur daripada kata-kata? Karena ruang-ruang itu merekam apa yang sering gagal kita ungkapkan. Di dapur, kejujuran kadang tumpah lewat obrolan spontan. Di dalam kamar tidur, air mata dapat mengalir tanpa perlu alasan. Dan di kamar kosong, rasa takut dan rindu bercampur jadi satu dalam keheningan. Ranah Pusaka membuat tempat-tempat biasa menjadi saksi bisu dari beragam emosi.

Bagaimana jika kita lebih jujur saat tidak ada yang melihat? Mungkin itu tanda bahwa di dalam hati, kita semua butuh ruang aman atau ruang tanpa ekspektasi, tanpa penilaian. Serial ini mengajak kita memahami bahwa kejujuran tidak selalu lahir di tengah keramaian. Kadang, hal itu muncul saat kita sendirian, saat hanya ada kita dan semua rasa yang kita simpan rapat-rapat.

Arka, Kali, Badran, Ilyas: Wajah-Wajah yang Sebenarnya Ada di Hidupmu 

Sebenarnya, yang kita butuhkan cuma seseorang yang diam-diam mengamati tanpa menghakimi. Itulah Arka (Fahad Haydra) di Ranah Pusaka. Bukan pahlawan, bukan penyelamat, hanya seseorang yang hadir dengan tenang, sabar, dan penuh pengertian. Sosok yang kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat luka terasa sedikit lebih ringan.

Di antara Kali, Badran, dan Ilyas (Ryuken Lie), siapa yang paling mencerminkan dirimu sendiri? Mungkin kamu adalah Kali yang selalu mencari kebebasan karena takut menghadapi ketidakpastian. Atau Badran yang mendambakan pengakuan tapi tak tahu harus meminta pada siapa. Atau Ilyas yang hanya ingin diterima apa adanya. Ranah Pusaka membuat kita bertanya-tanya, siapa sebenarnya kita di antara mereka?

Di sisi lain, apa jadinya kalau kita melihat teman-teman sedalam itu, tanpa topeng? Mungkin, kita akan menemukan empati yang lebih dalam dari sekadar basa-basi. Kita juga akan belajar bahwa di balik setiap tawa, ada beban yang diam-diam ditanggung. Di situlah, tanpa perlu kata-kata, kita bisa saling memahami dan menguatkan. Karena itu, jangan tunggu lebih lama untuk menyaksikan Ranah Pusaka di Viu. “Ikuti terus perjalanan kami di kosan yang sangat seru ini, karena kosan kami bukan sembarang kosan. Ada sesuatu yang menyenangkan dan patut diikuti terus,” kata Alif yang berperan sebagai Badran.

Related posts