Di Usia 53 Tahun, Bluebird Konsisten Tawarkan Kenyamanan dan Keamanan untuk Penumpang

Taksi Bluebird. Foto: getpost.id

GETPOST.ID, Jakarta– Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Posisi saat itu sedang di Jakarta, sedangkan rumah ada di Gading Serpong. Seperti biasa, jika ke Jakarta saya nyaris tidak membawa mobil melihat parahnya kemacetan Jakarta. Alhasil, jika ke Jakarta saya lebih memilih kereta dan lanjut dengan ojek motor jika lokasi terjangkau. Dan malam itu tidak mungkin saya pulang dengan kereta, membayangkanpun tidak mau. Menyeramkan. Taksi online pun saya emoh. Parno mengingat beberapa kejadian yang saya baca kalau beberapa wanita yang menggunakan taksi online dan dibawa ke tempat menyeramkan oleh sopirnya. Tapi hati saya keburu tenang, ada taksi Bluebird yang siap mengantarkan kemanapun.

Yup! Meski sudah melewati banyak momen dan perubahan zaman, Taksi Bluebird tetap berdiri tegak melayani para pelanggannya mengantar ke tujuan manapun yang diminta dengan aman dan sentosa. Taksi Bluebird masih konsiten dengan gayanya yang lama, dipesan, menjemput ke rumah dan menunggu pelanggan. Meskipun zaman telah berubah, taksi Bluebird masih mampu bertahan dan masih eksis.

Read More

“Kalau bukan taksi Bluebird saya nggak mau, takut. Apalagi taksi online,” kata Bu Elly (63 tahun)  yang setia menggunakan taksi Bluebird untuk segala aktifitasnya dari kediamannya di Cilandak.

Taksi Bluebird dikenal karena keamanan dan kenyamanannya, serta standar pelayanannya yang tinggi. Beberapa faktor yang membuat Bluebird dianggap aman antara lain: pengemudi berseragam, adanya tanda pengenal, kode pintu di setiap sisi taksi, dan seluruh armada terpantau dalam sistem menurut Bluebird. Selain itu, Bluebird juga terus berupaya meningkatkan armada mereka dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, seperti mobil listrik dan hybrid, untuk mendukung mobilitas berkelanjutan menurut Bluebird.

Kisah Pengemudi Bluebird

Pak Saprijol
Menuruni tangga penyebrangan di Stasiun Palmeran disambut rintikan hujan. Niat ingin memesan ojek motor online terpaksa batal, dan saya melihat serentetan taksi Bluebird yang sedang parkir menunggu penumpang. Saya memilih Bluebird yang ada di barisan depan, dan ketika masuk disambut sapaan oleh pengemudinya yang bernama Saprijol, tertulis nama di ID di dashboard.

Taksi melaju pelan menyeruak jalan yang becek diiringin dengan rintikan hujan. Saya iseng bertanya sudah berapa lama dia menjadi sopir Bluebird. Tanpa diminta Pak Saprijol menceritakan kisahnya kenapa sampai menjadi pengemudi di Bluebird. “Ini kedua kali saya menjadi sopir Bluebird, baru 2 tahun 7 bulan. Sebelumnya saya sudah menjadi sopir di sini lalu resign dan sekarang kembali lagi ke sini,” ujar Pak Saprijol.

Pak Saprijol, pengemudi Taksi Bluebird

Tanpa disangka suaranya berubah menjadi serak, ternyata dia punya kisah yang memilukan. Pikirannya kembali pada 2014 saat dia kecelakaan yang menyebabkan tulang pahanya patah menjadi dua. “Saya dulunya pelanggan Bluebird. Tahun 2014 saya kecelakaan sehingga harus pakai pen di paha saya. Tiap bulan ke rumah sakit, transportasi yang saya gunakan dari rumah ke rumah sakit dan sebaliknya, saya hanya pakai Bluebird. Dan brand itu sangat melekat di masyarakat,” tutur pria 53 tahun ini.

Sebelum mengalami kecelakaan Saprijol adalah seorang supervisor dari sebuah perusahaan leasing terbesar di Indonesia. Setelah kecelakaan praktis dia tidak bisa lagi bekerja. “Setelah kecelakaan saya nggak bisa ngapa-ngapain, antara hidup dan mati. Setelah sehat yang melekat di pikiran dan hati saya hanya Bluebird, lalu pilihan saya menjadi sopir di Bluebird,” katanya dengan suara parau.

Saprijol mengakui jika di Bluebird memang mendukung kesejahteraan karyawannya, mulai dari beasiswa untuk anak-anak pengemudi hingga pemberdayaan untuk perempuan. “Beberapa teman saya mendapatkan beasiswa untuk anak-anaknya. Kalau saya tidak pernah karena anak saya sudah dewasa dan menikah,” katanya.

Ibu Aisyah
Tengah malam sebuah taksi Bluebird berhenti di depan rumah. Yup, saat itu ada liputan ke luar kota dan membutuhkan taksi untuk ke bandara. Nah, ini penting banget, Getpost termasuk pelanggan setia Bluebird dan sudah memiliki aplikasinya. Bluebird jadi langganan banget untuk para jurnalis di saat harus ke bandara pada dini hari atau pagi-pagi buta. Selama ini Bluebird tidak pernah mengecewakan, selalu datang tepat waktu meski di jam 2 pagi.

Getpost.id langganan dengan Taksi Bluebird sangat membantu saat harus ke bandara dini hari

Lalu saya membuka pintu pagar, dan terkejut ternyata sopirnya seorang wanita yang sudah terlihat berumur. Namanya Ibu Aisyah usia 61 tahun. Tubuhnya agak gemuk, mengenakan kerudung dan terlihat gesit. Dia sangat ramah ketika saya banyak bertanya mengenai pekerjaannya.

“Saya sudah lebih dari 10 tahun jadi sopir di Bluebird,” kata Bu Aisyah yang wajahnya tak pernah lepas dari senyum.

Dia aslinya dari Bangka Belitung dan tinggal di Jakarta seorang diri karena suaminya telah meninggal. Dia memiliki dua anak perempuan yang bermukim di Bangka Belitung. Yang menarik adalah, anak tertuanya menjadi seorang dokter dengan biaya kuliah hasil dari pekerjaanya menjadi pengemudi Bluebird. “Saya tidak ingin merepotkan anak, saya masih sehat dan masih bisa bekerja,” kata Bu Aisyah ketika saya bertanya kenapa tidak pensiun dan hidup enak di Bangka mengingat anaknya seorang dokter.

Bu Aisyah tidak mengetahui sampai kapan menjadi pengemudi di Bluebird, dia mengaku selama ini nyaman dan fasilitas juga kesejahteraan untuk karyawan terjamin.

Transformasi Bluebird
Bluebird, yang sebelumnya dikenal sebagai penyedia layanan taksi, kini bertransformasi menjadi perusahaan MaaS (Mobility-as-a-Service) untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan mobilitas perkotaan yang semakin kompleks. Bluebird juga menyediakan berbagai pilihan transportasi bukan hanya taksi tapi juga menyediakan bus dan pelayanan lainnya.

Ini dia moda transportasi yang dimiliki Bluebird saat ini: Taksi reguler (Bluebird), taksi eksekutif (Silver Bird), rental mobil dan limosin (Golden Bird), serta bus pariwisata (Big Bird). Selain itu, mereka juga memiliki layanan shuttle bus (Big Bird Airport Shuttle) dan travel (Cititrans).

Pengalaman dengan Cititrans Malang-Jakarta

Setahun lalu saya mengantarkan anak yang tengah kuliah di Malang Jawa Timur. Setelah urusan selesai saya pun kembali ke Jakarta dan memutuskan menggunakan transportasi bus. Pilihan saya tentunya Cititrans Busline. Dari ulasan, fasilitas dan pelayanannya memang juara. Cititrans Busline memberikan kenyamanan seperti kelas bisnis di pesawat. Waktu pertama melihatnya saya surprise juga lantaran fasilitas yang ditawarkan ekslusif sekali.

Saya mencoba untuk kelas suites yang hanya tersedia 4 kursi dibatasi dengan tirai, di belakang tersusun kursi untuk kelas super executive. Posisi duduk kursi nomor 2, dengan konfigurasi 2-2. Model kursi dengan legrest terpisah, sehingga kaki bisa ditaruh dengan nyaman, apalagi punya ruang kaki lebih lega. Posisi duduk terasa nyaman karena ergonomi bisa diciptakan lewat mengatur kemiringan sandaran, plus ada bantal dan selimut. Setelah memulai keberangkatan, pramugari yang bertugas keliling memastikan menu makanan pilihan penumpang. Selama perjalanan selama 15 jam itu akan berhenti satu kali di rest area dan menikmati makan malam di ruang VIP.

Cititrans Busline

Juga disediakan paper bag yang ternyata isinya snack yang isinya menurut saya lengkap mulai roti, wafer, kripik hingga air mineral, untuk menikmati perjalanan agar penumpang merasa betah. Di depan kursi ada layar untuk menonton, tersedia Youtube yang bisa diakses bebas untuk masing-masing penumpang.

Bus ini telah disediakan toilet yang letaknya di tengah-tengah sebagai pemisah kelas Suites dan Super Executive. Samping toilet juga terdapat mini bar yang disediakan berbagai minuman sachet dan mie instan cup gratis.

Bluebird telah melakukan transformasi signifikan menjadi perusahaan Mobility-as-a-Service (MaaS). Ini adalah perubahan strategis yang mendalam dari sekadar penyedia taksi konvensional menjadi penyedia solusi mobilitas terintegrasi. Singkatnya, Bluebird telah secara aktif merangkul konsep MaaS dengan mengintegrasikan berbagai layanan mobilitas, teknologi digital, dan komitmen keberlanjutan untuk menyediakan solusi transportasi yang komprehensif dan relevan bagi masyarakat.

Related posts