GETPOST.ID, Osaka – Senja datang dengan indah di Pulau Yumeshima, Osaka, Jepang. Langit bagai dilukis dengan warna oranye dan pink dengan awan sebagai latarnya.
Angin tak bertiup kencang di pulau buatan Teluk Osaka ini. Hawa dingin yang biasanya menyergap dari tengah laut pun hampir tak terasa.
Udara cukup nyaman untuk berlama-lama di lokasi World Expo 2025 Osaka ini. Setiap hari sekitar 140 ribu orang dari penjuru dunia menyambangi Osaka Expo, termasuk Getpost.id yang datang pada Rabu pekan lalu (11/6). Ini pameran terbesar dunia yang digelar setiap 5 tahun, diikuti 158 negara termasuk Indonesia.
Saat malam tiba, Paviliun Indonesia ‘bernyanyi’ dan berdendang. Di terasnya, sejumlah anak muda bergoyang dan mengajak para pengunjung Osaka Expo masuk Paviliun Indonesia.
Ajakan ini disambut ceria oleh para pengunjung yang didominasi warga negara Jepang malam itu termasuk Getpost.id.

Paviliun Indonesia berada di Connecting Lives Zone, yang mudah diakses dari East Gate Zone. Paviliun Indonesia bertetangga dengan Paviliun Australia dan India, serta berdekatan dengan Paviliun Uzbekistan, Saudi Arabia, Spanyol, dan Thailand.
Ya, mata dunia sedang tertuju ke Osaka sejak 13 April lalu. Pameran dunia ini berlangsung hingga 13 Oktober. Selama 6 bulan, warga dunia diajak melancong untuk menyaksikan langsung World Expo 2025 Osaka.
Menurut data penyelenggara Expo 2025, jumlah pengunjung mencapai 5 juta orang selama enam pekan pertama, sejak dibuka 13 April. Per hari rata-rata jumlah pengunjung Expo hingga 140 ribu orang.
Malam makin larut, dan bagai berlomba jelang jam tutup Expo, para anak muda terus bernyanyi dan mengajak para pengunjung Expo masuk ke dalam Paviliun Indonesia sebelum ditutup pada jam 20.30.
Rata-rata jumlah pengunjung Paviliun Indonesia adalah 15.000-18.000 orang per hari, setara 10 persen dari total pengunjung Expo per hari. Per 26 Mei, total pengunjung Pavilion Indonesia mencapai sekitar 600.000 orang.
Karena penasaran, redaksi Getpost.id pun mampir dan mengikuit tur keliling Paviliun Indonesia di Osaka Expo, Rabu (11/6).

Ada apa di Paviliun Indonesia Osaka Expo?
Sebelum masuk ke dalam, para pengunjung disambut dengan ruang “Indonesia” yang memajang topeng-topeng khas Indonesia.
Perlu diketahui, Pavilun Indonesia mempunyai tiga area, dengan tema Nature, Culture, dan Future.
Di sini, panitia menjelaskan maskot Paviliun Indonesia bernama Tumtum, yang mempunyai tiga karakter utama, yakni Tumala (mewakili alam/nature), Tumbaya (budaya/culture), dan Tumasa (masa depan/future).
Setelah greeting beberapa saat, pintu geser pun terbuka untuk menyambut para tamu Paviliun Indonesia.

Suasana ala hutan tropis langsung menyergap di area bertema Nature. Pohon-pohon asli Indonesia ditata sedemikian rupa bagai hutan hujan. Ada air terjun dan beberapa hewan khas Indonesia, seperti harimau Sumatra dan burung cendrawasih, menunjukkan keanekaragaman hayati bumi nusantara.
Dengan efek asap khas hutan hujan, sejenak nuansa magis hadir di area pertema alam ini.
Area Culture
Keluar dari hutan buatan ini, kami berjalan menuju are kedua bertema Culture. Di sini, kami disuguhkan video immersive 360 yang sangat besar, tentang kekayaan budaya Indonesia, yang disajikan dengan apik.
Selanjutnya kami berjalan melewati galeri foto yang menampilkan wajah-wajah manusia Indonesia yang beragam. Ada foto Prabowo Subianto, Presiden ke-8 Republik Indonesia.
Jalan sedikit, pengunjung disuguhi koleksi ‘senjata’ tradisional nusantara seperti rencong (Aceh), golok (Betawi/Sunda), keris (Jawa), tombak, dan lain-lain.

Area Future
Setelah menyaksikan senjata tradisional, kami masuk area berisi maket Ibu Kota Nusantara (IKN). Bertema Future, maket ini menampilkan rencana pembangunan IKN yang punya visi hijau dan keberlanjutan.
Keluar dari area IKN, kami memasuki lounge yang memajang koleksi kain tenun nan indah, seperti tenun Lunggi Serong Kelopak. Beberapa pengunjung asal Jepang tampak melihat dari dekat motif dan coraknya.
Di lounge ini, pengunjung dapat duduk sambil rehat sejenak bila sedikit lelah. Kesan kami, Paviliun Indonesia didesain dengan jalan melingkar atau mirip labirin.
Lanjut, kami jalan lagi ke spot yang didesain seperti teater. Layar besar dipampang, memutarkan film tentang Indonesia. Hari itu, kami menonton film tentang keindahan dan kekayaan Pulau Dewata, Bali.
Setelah itu, jalan mulai menurun ke lorong yang dindingnya dipajang wayang dan beberapa lukisan di bagian atasnya. Lorong ini rupanya menuju ruang yang memamerkan produk-produk UMKM khas Indonesia.
Ada banyak produk UMKM, seperti produk kerajinan, produk makanan-minuman, baju, sandal, sepatu, produk kosmetik, dan sebagainya.
Oya, di sini Paviliun Indonesia menjual merchandise sebagai kenang-kenangan. Di satu sudutnya, ada coffee booth dengan kursi dan meja untuk menikmati secangkir kopi atau teh khas Tanah Air. Ini ruangan terakhir di Paviliun Indonrsia.
Jadi, sebelum benar-benar keluar, jangan lupa minta stamp Paviliun Indonesia untuk menambah koleksi stamp pavilun negara-negara yang Anda kunjungi di Osaka Expo 2025.
Paviliun Indonesia Simpel?
Getpost.id sempat berbincang dengan pengunjung yang ternyata orang Indonesia. Menurutnya, Paviliun Indonesia cukup menarik terutama bagi orang asing yang baru atau belum mengenal Indonesia. Beberapa merchandise-nya juga unik.
“Selain itu, antrean masuk ke Paviliun Indonesia masih masuk akal alias tidak lama sepeeti antrean Pavilun Italia, yang saya hitung hampir 6 jam untuk masuk ke dalam,” katanya.
Sebelumnya, seorang diaspora Indonesia yang sudah 3 tahun tinggal di Jepang, juga mampir ke Paviliun Indonesia.
Menurut Ismail, Paviliun Indonesin berkesan sederhana atau simpel.
“Mungkin karena saya orang Indonesia, kesan saya Pavilion Indonesia tidak cukup menggambarkan keanekaragaman Indonesia sebagai negara besar, dengan keindahan alam dan kekayaan ragam budaya,” ujar Ismail yang berdomisili di Yokohama pada Getpost.id.
Membeli tiket satu hari senilai 7.500 yen atau setara Rp 800 ribuan, Ismail menyambangi juga beberapa paviliun negara lain. Sayangnya, beberapa paviliun negara yang diincar batal dikunjungi karena antreannya sangat panjang, terutama paviliun beberapa negara asal seperti Prancis, Italia, dan Spanyol. Sedangkan paviliun negara di Asia dan Afrika antreannya lebih singkat.
“Waktu antrenya 30 – 40 menitan. Akhirnya beberapa paviliun batal saya kunjungi,” katanya seraya menambahkan dia akhirnya memutuskan mengunjungi paviliun negara-negara yang bukan favorit di Osaka Expo.

Redaksi Getpost.id menyarankan, sebelum berkunjung ke Osaka Expo, pelajari peta Expo dengan cermat, supaya Anda mengetahui persis lokasi setiap paviliun, karena lokasinya sangat luas.
Yang pasti, Paviliun Prancis dan Amerika Serikat (USA) merupakan pavilun terfavorit selama Expo. Selain letaknya di tengah-tengah, sehingga mudah diakses dari segala arah, pavilion kedua negara memang tampil sangat menonjol dari sisi eksteriornya.
Bulan Juni adalah musim panas di Osaka. Jadi jika datang pagi, siapkan topi atau payung karena siang hari mataharinya terik. Atau Anda bias juga membeli tiket malam, mulai masuk jam 17.00, selain harganya lebih murah, sekitar 4.000 yen (Rp 450 ribuan), suasananya lebih sejuk.
Bonusnya, Anda dapat menikmati senja nan indah di atas the Grand Ring, sambil melihat arena Expo yang bermandikan cahaya. Indah sekali bukan, jadi kapan ke Osaka Expo?
Liputan eksklusif Getpost.id ini didukung: Astra International, Toyota-Astra Motor, Sharp, Indosat, Biznet, Telkomsel, JNE, dan JavaMifi.


