GETPOST.ID, Jakarta – Beberapa hari ke depan, tepatnya pada 14 Februari 2025, malam Jumat atau Kamis malam, umat Islam seluruh dunia, termasuk muslim Indonesia, memasuki pertengahan bulan Sya’ban. Dalam tradisi Islam dikenal dengan istilah Nisfu Sya’ban yang dilakukan setiap tanggal 15 Sya’ban kalender Hijriyah.
Biasanya, perayaan Nisfu Sya’ban dilakukan bada salat Maghrib. Karena itu, banyak masyarakat muslim baik secara sendiri atau bersama keluarga besar, datang bersama-sama ke masjid atau musala untuk membaca surah Yasin sebanyak tiga kali; zikir dan berdoa bersama.
Dalam hal ini ada tradisi yang masih dipertahankan, khusus muslim di Indonesia, yaitu membawa air di botol atau di teko. Tanpa ada instruksi, mereka semua membawa air untuk dibacakan do’a bersama malam Nisfu Sya’ban. Mereka berharap air yang sudah dibacakan do’a membawa keberkahan buat semua, untuk menjalani kehidupan di dunia lebih bahagia dan sukses lagi.
Nisfu Sya’ban dalam Sejarah Islam
Nisfu Sya’ban adalah malam ke-15 bulan Sya’ban dalam kalender Hijriyah. Malam ini dianggap sebagai malam sangat penting dan bersejarah dalam Islam.
Tidak ada catatan sejarah yang jelas tentang asal-usul Nisfu Sya’ban. Namun, beberapa ulama menyebutkan Nisfu Sya’ban dirayakan umat Islam sejak zaman nabi Muhammad SAW.
Menurut riwayat, nabi Muhammad SAW melakukan salat sunah dan zikir pada malam Nisfu Sya’ban. Beliau juga memerintahkan umat Islam untuk melakukan kegiatan serupa, yang kemudian menjadi tradisi dalam Islam yang hingga kini tetap dilaksanakan.
Kemudian, pada fase selanjutnya, perayaan Nisfu Sya’ban berkembang pesat pada abad ke-5 Hijriyah, ketika dinasti Abbasiyah berkuasa. Pada masa itu, umat Islam di Baghdad dan kota-kota besar lainnya; seperti Mesir, Syam, dan Andalusia melakukan perayaan besar-besaran untuk memperingati malam Nisfu Sya’ban. Pada masa itu, umat Islam melakukan berbagai kegiatan, seperti salat sunah, zikir, dan sedekah.
Dalil Malam Nisfu Sya’ban
Dalam pelaksanaan perayaan malam Nisfu Sya’ban, terdapat dalil al-Qur’an dan al-Hadis, yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum untuk pelaksanaan malam Nisfu Sya’ban. Meski tidak ada ayat khusus terkait perayaan malam Nisfu Sya’ban, paling tidak ada ayat yang mendukung perayaan malam Nisfu Sya’ban tersebut, untuk beribadah pada Allah SWT dan memohon ampunan dari-Nya, Surah al-A’raf ayat 55:
ادعوا ربكم تضرعا وخفية إنه لا يحب المعتدين
الاعراف:(٥٥)
“Dan berdoalah kepada-Nya dengan penuh ketakwaan dan harapan. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat melampaui batas” (QS A’raf: 55).
Meski ayat ini secara umum menjelaskan bahwa Allah akan turun ke langit dunia untuk memberi ampunan bagi hamba-Nya yang beribadah di sepertiga malam, bisa juga dijadikan sebagai dasar hukum pelaksanaan malam Nisfu Sya’ban.
Adapun al-Hadis tentang Nisfu Sya’ban antara lain:
1. Hadist Riwayat Imam Bukhari:
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah SWT turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban dan memaafkan dosa-dosa umat-Nya lebih banyak dari jumlah bulu domba.’” (HR. Bukhari No 1145)
Sanad: Imam Bukhari meriwayatkan hadist ini dari Abdullah bin Umar RA.
Matan: Hadist ini menjelaskan bahwa Allah SWT turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban dan memaafkan dosa-dosa umat-Nya.
Rawi: Abdullah bin Umar RA adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan keilmuan dan ketakwaannya.
2. Hadist Riwayat Imam Muslim:
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang mulia, dan Allah SWT memaafkan dosa-dosa umat-Nya pada malam itu.’” (HR. Muslim No. 1175)
Sanad: Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Abu Musa Al-Asy’ari RA.
Matan: Hadis ini menjelaskan bahwa malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang mulia dan Allah SWT memaafkan dosa-dosa umat-Nya pada malam itu.
Rawi: Abu Musa Al-Asy’ari RA adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan keilmuan dan ketakwaannya.
Penjelasan Rasional tentang Nisfu Sya’ban
Nisfu Sya’ban adalah malam ke-15 dari bulan Sya’ban. Malam ini dianggap sebagai malam sangat penting dan bersejarah dalam Islam karena beberapa alasan:
1. Malam Pengampunan
Nisfu Sya’ban dianggap sebagai malam pengampunan, yang mana Allah SWT memaafkan dosa-dosa umat-Nya.
2. Malam Pemberian
Nisfu Sya’ban juga dianggap sebagai malam pemberian, yang mana Allah SWT memberikan rahmat dan karunia kepada umat-Nya.
3. Malam Peringatan
Nisfu Sya’ban juga dianggap sebagai malam peringatan, yang mana umat Islam diingatkan tentang pentingnya beribadah dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Dalam rangka memperingati Nisfu Sya’ban, umat Islam di seluruh dunia melakukan berbagai kegiatan:
a). Melakukan salat sunah dan dzikir
b). Membaca Al-Qur’an dan tadarus
c). Berpuasa dan melakukan sedekah
d). Mengadakan majelis taklim dan pengajian
Dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, umat Islam memperoleh pahala dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Tradisi Nisfu Sya’ban di Indonesia
Di Indonesia, perayaan Nisfu Sya’ban ada sejak zaman kolonial. Pada masa itu, umat Islam di Indonesia melakukan perayaan besar untuk memperingati Nisfu Sya’ban.
Saat ini perayaan Nisfu Sya’ban masih dilakukan umat Islam Indonesia. Berbagai kegiatan, seperti salat sunah, zikir, dan sedekah dilakukan untuk memperingati malam suci ini. Bahkan mereka melakukan zikir didahului pembacaan surah Yasin sebanyak tiga kali. Setiap selesai membaca surah Yasin diiringi dengan do’a bersama untuk keselamatan, kesehatan, dan dimurahkan rizki yang banyak dan berkah.
Mereka berdatangan ke masjid atau musala membawa air untuk mendapat do’a dari jamaah. Berharap memperoleh berkah dari Allah SWT. Selesai membaca surah Yasin, zikir dan berdo’a sambil menunggu waktu Isya, mereka bersiap berwudlu, kemudian meminum air yang baru dibacakan do’a. Dengan harapan semua do’a mereka diijabah dan dosa mereka diampuni Allah SWT, sehingga ketika pulang ke rumah masing-masing, dada terasa lega dan hidup mereka semakin bahagia. Karena sudah mendapat anugerah dan ampunan dari Allah SWT.
Tradisi ini masih terjaga dan dipertahankan muslim Indonesia hingga kini, termasuk gen Z juga turut serta mempertahankan tradisi ini dengan meramaikan masjid atau musala.
Penulis: Murodi al-Batawi dan Flori R. Sari al-Jawi
What i do not realize is in reality how you are now not actually a lot more neatly-liked than you may be now. You’re so intelligent. You recognize thus significantly when it comes to this matter, produced me personally consider it from numerous varied angles. Its like men and women are not interested except it is something to do with Girl gaga! Your own stuffs nice. All the time handle it up!
I love your blog.. very nice colors & theme. Did you create this website yourself? Plz reply back as I’m looking to create my own blog and would like to know wheere u got this from. thanks
alo 789 dang nh?p: alo789 chinh th?c – alo 789 dang nh?p