GETPOST.ID, Tangerang – Usaha Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama Universitas Udayana mendorong penggunaan aksara Bali di dunia digital akhirnya berbuah manis. Pada November 2024, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) secara resmi menerbitkan Second-Level Reference Label Generation Rules (LGR) Aksara Bali.
Dengan LGR tersebut, PANDI segera meluncurkan Domain Tingkat Dua (DTD) beraksara Bali. Yang mana ini menjadi Second Level- Internationalized Domain Names (IDN) pertama di Indonesia.
“Penerbitan LGR aksara Bali oleh ICANN merupakan tonggak penting usaha pelestarian bahasa dan budaya Bali di dunia digital. Karena itu, kita semua harus mendukung upaya ini agar aksara Bali tetap hidup dan berkembang di era digital, salah satunya digunakan sebagai nama alamat situs web internet,” ujar Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak dalam keterangan persnya, Senin (25/11).
Sebagai informasi, LGR merupakan pedoman teknis yang digunakan untuk menentukan karakter-karakter pada sebuah nama domain dapat diterima dalam Domain Name System (DNS), termasuk IDN yang memungkinkan orang di seluruh dunia menggunakannya sebagai nama domain atau pemrograman komputer.
Menurut John, jika aksara Bali diterima dalam sistem DNS, masyarakat Bali dapat lebih bebas mengekspresikan identitas budayanyadi dunia maya. Ini sekaligus memberikan kesempatan masyarakat internasional untuk mengenal dan menghargai keberagaman budaya Indonesia.
Kesiapan Perangkat Keras dan Lunak
Namun, dalam implementasinya, seluruh pihak yang terlibat, termasuk pengguna, pengelola domain, dan pembuat kebijakan harus memahami pentingnya aturan ini agar dapat menggunakannya secara efektif.
Selanjutnya, infrastruktur teknologi yang mendukung penggunaan aksara Bali di internet juga harus diperhatikan. Ini mencakup pengembangan perangkat keras, seperti keyboard komputer dengan tata letak aksara Bali, serta perangkat lunak yang kompatibel dengan aksara ini.
Pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan pengetikan dan pengolahan teks dalam aksara Bali harus lebih diperluas, terutama di platform digital, seperti media sosial, situs web, dan sebagainya.
“Satu hal penting yang harus diperhatikan, memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat terkait penggunaan aaksara Bali dalam IDN, terutama di generasi muda yang lebih familiar dengan aksara Latin,” ungkapnya.
Seperti diketahui, inisiasi PANDI mendorong aksara Bali masuk ke IDN dimulai dari penjajakan, kolaborasi, pengkajian bersama para ahli aksara, menggelar rapat koordinasi bersama ICANN, hingga melakukan berbagai kegiatan untuk mendorong standarisasi penggunaan aksara Bali di ranah digital.
PANDI berharap, penerbitan LGR ini membuat pendaftaran domain aksara Bali makin masif. Pada akhirnya memperkaya konten digital di internet dengan informasi dan pengetahuan lokal lebih beragam.
Di sisi lain, seluruh penggunanya akan memiliki peluang memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya dan bahasa Bali di ruang digital sehingga menjadi bagian dari identitas digital global.