GETPOST.ID, Jakarta- Penyakit asam lambung adalah kondisi yang ditandai dengan rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Jika dibiarkan, masalah pada perut bisa berkembang menjadi kanker dan makin sulit diobati.
Penyakit kanker lambung tidak boleh disepelekan. Menurut Global Observatory on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022, menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 3.852 kasus baru kanker lambung dengan sebanyak 3.852 jumlah kematian. Tingginya jumlah kasus dan kematian menandakan pentingnya pengendalian faktor risiko kanker lambung sebagai upaya pencegahan, khususnya melalui asupan makanan yang dikonsumsi.
Dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Perut atau Kanker Lambung yang diperingati setiap bulan November, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyelenggarakan diskusi tentang kanker perut dan nutrisi sehat untuk pencegahannya. Acara yang dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai komunitas menekankan pentingnya mengonsumsi makanan sehat sebagai benteng pencegahan kanker lambung.
Diskusi dalam rangka bulan kesadaran kanker perut, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menggelar seminar bertajuk “Waspada Kanker Perut: Hidup Sehat Melawan Kanker” di Aula Masjid At-Taqwa Sriwijaya, Kebayoran Baru Jakarta Selatan Rabu (20/11/2024).
dr. Anna Mira Lubis, SpPD, KHOM (Foto: Getpost.id)
Dalam seminar tersebut, dr. Anna Mira Lubis, SpPD, KHOM yang menyampaikan, “Kanker perut atau kanker lambung adalah pertumbuhan dan pembelahan sel-sel yang tidak normal di perut. Biasanya dimulai dengan perubahan prakanker pada lapisan dalam perut, namun jarang ada gejala apapun, sehingga sering kali tidak terdeteksi.”
dr. Mira menjelaskan, “Karena perut memiliki lima bagian, gejala atau pengobatan apa pun akan bergantung pada bagian perut tempat kanker muncul. Gejala, pengobatan, dan gambarannya berbeda dengan kanker perut lainnya seperti kanker usus besar, kanker hati, kanker pankreas, atau kanker usus kecil.”
dr. Mira mengatakan banyak orang yang menyepelekan gejala maag dan hanya mengkonsumsi obat-0batan di warung. Padahal itu sebagai alarm agar waspada dan segera dibawa ke dokter. “Jika sudah lebih dari 2 minggu masalah lambung belum membaik, itu tanda adanya masalah,” kata dr.Mira
Sebagian besar diagnosis tidak terjadi sampai kankernya berukuran besar atau telah menyebar ke bagian tubuh lain. Kanker perut stadium awal jarang menimbulkan gejala. “Namun, perlu memperhatikan jika sering sakit perut, terdapat darah pada tinja, merasa kenyang setelah makan kecil, nafsu makan berkurang, bengkak di perut, penurunan berat badan yang tidak diinginkan, muntah, sering letih dan kulit menguning,” jelas dr. Mira.
Risiko seseorang terkena kanker perut bergantung pada beberapa keadaan. Memiliki satu atau lebih faktor risiko tersebut tidak berarti akan terkena kanker perut. Menurut National Cancer Institute, penyebab dan risikonya antara lain riwayat keluarga, mengonsumsi makanan dengan sedikit buah-buahan dan sayuran atau banyak makanan asin, diasap, atau makanan yang tidak diawetkan dengan baik, merokok, alkohol, paparan lingkungan dan pekerjaan, infeksi H. Pylori, kondisi medis lainnya.
Pilihan perawatan kanker perut bergantung pada lokasi kanker di dalam perut dan stadiumnya. Dokter akan memeriksa kesehatan secara keseluruhan dan preferensi pasien saat membuat rencana perawatan. Perawatan kanker perut meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, terapi bertarget, imunoterapi dan perawatan paliatif.
Dalam diskusi berjudul “Makanan Sehat Sebagai Benteng Pencegahan Kanker Lambung”, Dr.dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK(K) mengatakan, “Pentingnya mengonsumsi makanan sehat, yaitu makanan yang memiliki komponen nutrisi lengkap dan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan, antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.”
“Prinsip gizi seimbang adalah setiap kali konsumsi makanan mengacu dengan 5 kelompok pangan yaitu makanan pokok 2/6, lauk pauk 1/6, sayur 2/6 dan buah-buahan 1/6, dan air putih,” ujar dr. Nurul.
Ajang edukatif tentang kanker perut dan nutrisi sehat untuk pencegahan kanker ini didukung oleh program “Dedikasi Untuk Negeri” dari Bank Indonesia, sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat yang akan mempengaruhi daya saing dan produktivitas tenaga kerja yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Ketua Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia, dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR (K), mengatakan, “Kanker Perut atau Kanker Lambung jarang dibicarakan masyarakat, padahal jumlah kasusnya cukup tinggi. Yayasan Kanker Indonesia mengapresiasi Bank Indonesia atas dukungannya, sehingga edukasi masyarakat tentang kanker perut dapat terlaksana. Kami mengajak masyarakat dapat menindaklanjuti pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat untuk membentengi diri dan keluarga dari potensi kanker lambung.”
Bomonti su kaçak tespiti Fatih’teki ofisimizdeki su kaçağını hemen tespit ettiler ve onardılar. Harika bir hizmet. https://intgez.com/ustaelektrikci
After I originally left a comment I seem tto have ckicked onn tthe
-Notify mme when new cmments are added- ceckbox and
from now on whenever a cokment iis adderd I eceive
4 ekails with thee exact same comment. Perhasps thede iis a medans yoou aare able tto
remove me ffrom that service? Thanks!
Hello There. I discovered youir weblog usinng msn. That iss ann extremely
well written article. I will ake sure to bookmsrk
it aand cone back to read extra off your useful info. Thanks for the post.
I’ll defiunitely return.