GETPOST.ID, Jakarta – Melihat BYD sebagai brand, ada positioning yang jelas dan pengembangan produk yang konsisten sebagai turunan dari brand BYD itu sendiri.
BYD punya filosofi brand, yakni ‘Technological Innovation for a Better Life’. Sebenarnya sangat mudah kita terjemahkan dari lini produknya yang masuk ke Indonesia, pemilihan warna dan desain mobil, serta desain dari dilernya.
Narasi teknologi, di mana pun dan kapan pun, sangat melekat dengan inovasi dan masa depan, sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Sementara masa depan menjadi kepanjangan dari brand BYD itu sendiri: Build Your Dream!
Ketika melihat produk BYD, paling tidak, saya yang termasuk update soal teknologi, baru kali ini melihat ada headunit mobil yang melakukan rotate auto – landscape.
Secara eksterior, bahasa desain BYD termasuk pemilihan warna cat mobil dan diler mengingatkan saya warna apa? iPhone dan Macbook.

Warna seperti pantone cool grey, jet black, festival red, dan cool white membawa nuansa futuristis, membuat kita teringat saat melihat produk dan showroom Mercedes-Benz serta Mazda.
Brand Wuling
Sampai saat ini saya belum ketemu filosofi brand Wuling. Tapi dalam sebuah event, seorang petinggi Wuling berusaha membangun positioning produk mobil listrik sebagai kendaraan yang mudah dikendarai, diisi daya ulang (di rumah), dan dimiliki untuk semua kalangan segmen konsumen.
Sekilas positioning yang dibangun selaras dengan produk mobil liistrik Wuling; Air ev, BinguoEV, sampai akhirnya keluar CloudEV, yang menggunakan charger GB/T, yang per Mei saja baru ada enam SPKLU di Indonesia.
Lho tadi katanya mudah diisi ulang?
Belum lagi teknologi Android Auto dan Apple Carplay yang must have features di mobil kelas menengah – atas selama dua tahun terakhir, tapi ternyata Wuling CloudEV ini belum punya teknologi outdated ini.
Sementara kalau kita lihat dari bahasa desain produk, ada perubahan yang cukup drastis dari line-up Wuling angkatan awal (2018 – 2022), seperti Almaz, Cortez, dan Confero, dengan bahasa desain angkatan kedua (2022 – 2024), seperti Air ev, BinguoEV, dan CloudEV.
Pada line-up produk angkatan kedua, Wuling berusaha membangun persepsi produk EV-nya sebagai produk lifestyle yang cocok buat para Gen Z, untuk dibawa ke konser, coffee shop, atau kantor. Terlihat dari pemilihan warna pastel yang lebih ceria pada ketiga lini produk itu serta materi visual iklannya.

Melihat produk Air ev, BinguoEV, dan CLoudEV, mengingatkan saya akan produk apa? Honda Scoopy, Piaggio, dan Yamaha Fino!
Sementara perubahan tak terlihat pada diler Wuling yang masih bernuansa terang putih atau silver dan merah, terbawa dari visual logo merah Wuling yang mainland China banget.
Melihat diler Wuling membuat saya teringat apa? Diler Suzuki yang konsisten dengan produk middle-low.
Alhasil, saya melihat Wuling seperti kebingungan dengan brand mereka, tanpa arahan dari kantor pusatnya yang konsisten.
Maka, jadi PR berat buat Wuling ke depan untuk menemukan kembali jati diri mereka.
*bersambung
Opini ini ditulis Bima Marzuki, CEO dan Founder Media Buffet


