GETPOST.ID, Jakarta – Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Agustus ini. Cuaca panas membuat suhu permukaan jalan meningkat, sehingga tekanan angin ban juga dapat meningkat.
Kondisi ini membuat ban berpotensi mengalami overheating. Jadi ban bisa memuai bahkan pecah akibat panas berlebihan. Overheating terjadi karena gesekan antara ban dan permukaan jalan yang panas secara terus menerus.
Product Manager dan Regional Sales PT Hankook Tire Indonesia Billy Cahyadi menjelaskan, pada dasarnya setiap ban memiliki temperature rating dengan kapasitas menahan panas berbeda. Misalnya, ban dengan temperatur A, yaitu grade tertinggi, yang dapat menahan panas hingga kecepatan 185 km per jam. Sedangkan ban temperatur B mampu menahan panas pada kecepatan 160 km per jam, serta ban temperatur C mampu menahan panas hanya 135 km per jam.
“Namun, sebagai pengendara, kita tetap perlu melakukan sejumlah antisipasi terhadap musim kemarau, agar ban senantiasa dalam kondisi optimal,” ujar Billy dalam siaran persnya.
Billy pun membagikan tips merawat kondisi ban saat cuaca panas:
- Periksa kondisi dan tekanan angin pada ban. Tekanan angin yang sesuai dapat memberikan daya cengkram maksimal dan kontrol berkendara baik, serta mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan. Ban terlalu kempes dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan risiko pecah ban. Sementara kelebihan tekanan angin dapat mempercepat keausan dan meningkatkan risiko slip. Berikut rekomendasi tekanan angin ban untuk masing-masing jenis kendaraan; MPV: 33-36 psi, City Car: 30-36 psi, Sedan: 30-33 psi, dan SUV: 35-40 psi.
- Rotasi ban secara berkala untuk memastikan pemakaian merata di semua roda kendaraan. Rotasi ini membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang. Idealnya, lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau setiap 10.000 km. Ada sejumlah teknik rotasi ban. Mulai dari Front Wheel Drive, yaitu mengganti posisi ban depan secara silang, sedangkan teknik Rear Wheel Drive, yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang, sementara All Wheel Drive ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang.
- Hindari teknik berkendara yang menyebabkan ban cepat rusak. Pengemudi tidak disarankan melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus menerus dalam waktu lama agar mengurangi risiko overheating yang menyebabkan pecah ban.
- Perhatikan muatan yang dibawa. Setiap kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasi pabrikan. Semakin berat beban yang ditanggung ban, semakin besar gesekan ban pada permukaan jalan bersuhu tinggi sehingga meningkatkan risiko pecah ban.
- Hindari “miss application”. Pastikan ban yang digunakan sesuai fungsinya. Misalnya, ban yang dirancang untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan non-aspal. Sebab dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban “spinning”, yang pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal.
“Hankook hadir dengan teknologi VAI (Visual Alignment Indicator) yang memungkinkan pengendara untuk secara mudah mendeteksi keausan tidak merata pada ban mereka. VAI bekerja melalui dua pasang lubang kecil di kedua sisi luar telapak ban, serta membantu memantau masalah keseimbangan ban,” jelas Billy.
Hankook menawarkan line-up ban musim panas unggulan, seperti Hankook Ventus S1 Evo 3, yang dilengkapi dengan aramid reinforcement belt untuk meningkatkan handling 15% dan mengurangi keausan tidak merata meskipun menanggung beban besar.
Untuk kendaraan SUV, ada Ventus S1 Evo 3 SUV. Ban SUV ini menawarkan peningkatan signifikan dalam kekuatan dinding samping berkat teknologi “bead packing” dan penggunaan bahan nilon khusus di area tersebut.
Dengan karkas dua lapis dan bahan komposit aramid, ban ini mengurangi perluasan yang tidak diinginkan dari hambatan gulir hingga 60% pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan pola sebelumnya. Hal ini menghasilkan stabilitas mengemudi yang tinggi, presisi kemudi yang optimal, serta peningkatan daya tahan melalui pengurangan panas secara keseluruhan.