Mitos Seputar Migrain, Dampaknya di Tempat Kerja

ilustrasi sakit kepala

GETPOST.ID, Jakarta– Migrain merupakan  kondisi neurologis yang kompleks dan  kelainan paling umum ketiga di dunia, dengan perkiraan prevalensi global sebesar 14,7%. Migrain adalah bagian dari nyeri primer yang berkaitan dengan gangguan fungsional yang substansial, penurunan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, dan penyakit penyerta psikososial. Akibatnya, kondisi tersebut seringkali menyebabkan ketidakmampuan bekerja. Hal ini dapat merupakan masalah yang signifikan bagi penderita migrain.

Selain itu, data Badan Kesehatan Dunia menunjukkan secara global, migrain dan gangguan nyeri kepala secara umum memengaruhi sekitar 40% populasi global, atau 3,1 miliar orang pada tahun 2021, dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Read More

Dalam rangka Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala yang jatuh pada bulan Juni, Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), didukung oleh Pfizer Indonesia, mengadakan rangkaian kegiatan sesi edukatif yang berlangsung dari 13 Juni hingga 3 Juli 2024 mendatang guna mengingatkan masyarakat untuk mengatasi penyakit migrain secara serius.

Setelah mengadakan webinar edukatif pertama yang mengangkat “Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa” yang diikuti  peserta dari berbagai kalangan, PERDOSNI mengadakan webinar kedua bertajuk “Mengatasi Mitos Migrain di Tempat Kerja” pada 19 Juni 2024.

Amarudin, selaku Koordinator Substansi Kelembagaan Pelayanan Kesehatan Kerja, Direktorat Bina Kelembagaan K3, Ditjen Binwasnaker dan K3, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI mengatakan, “ Setiap tenaga kerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Kami berharap webinar ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan deteksi dini, tata laksana dan rehabilitasi penyakit migrain dan mendorong pekerja serta dunia usaha untuk mendapatkan dan tercipta iklim kerja yang kondusif dengan meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja  yang komprehensif di tempat kerja.”

Dalam paparan bertajuk “Bebas Migrain di Dunia Kerja”, Dr. dr. Pepi Budianto, Sp.N(K), FINR, FINA dari PERDOSNI, menjelaskan, “Tempat kerja yang ramah terhadap migrain memudahkan adaptasi penderita migrain terhadap lingkungan dan suasana kerja, tuntutan pekerjaan , emosional, dan sosial, sehingga dapat membantu mengurangi hilangnya produktivitas terkait migrain.”

 dr. RA. Dwi Pujiastuti, M.Ked(Neu), Sp.N. Subs. NN(K), menerangkan beberapa mitos terkait  migrain, diantaranya:

  • Mitos bahwa “Migrain hanyalah sakit kepala yang berat” adalah salah. Faktanya, Migrain merupakan penyakit neurologi dan menyerang seseorang pada masa puncak kehidupannya, antara usia 30 dan 49 tahun. Migrain dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat yang bisa digambarkan sebagai berdenyut atau berdebar, seringkali menyerang dengan gejala terkait sensitivitas terhadap cahaya atau rasa mual.

  • Mitos bahwa “semua migrain itu sama” adalah salah. Faktanya, setiap orang dapat mengalami spektrum pengalaman migrain yang berbeda. Satu orang mungkin dapat tetap menjalankan aktivitasnya selama terkena serangan, meski tidak dalam kapasitas penuh, sementara penderita lain mendapati bahwa migrain melumpuhkan. Migrain bersifat sedang hingga parah, dan seseorang dapat mengalami migrain parah tanpa mengalami muntah dan sensitivitas terhadap cahaya dan suara.

  • Mitos bahwa “obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat meredakan migrain” adalah salah. Faktanya, obat-obatan tersebut hanya membantu sampai taraf tertentu, dan tidak mengatasi gejala migrain berat atau migrain yang menyerang satu hingga dua kali per minggu. Pola penggunaan obat yang berlebihan dapat membuat migrain semakin parah.

Lebih lanjut dr. RA Dwi Pujiastuti mengingatkan, “Pekerja yang terserang migrain sangat berdampak pada produktivitas kerjanya, oleh sebab itu diagnosis dini migrain menjadi sangat penting agar perawatan yang tepat dapat diberikan untuk membantu menghentikan gejala migrain, dan sekaligus mencegah serangan migrain di kemudian hari.”

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *