GETPOST.ID, Jakarta – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) meluncurkan buku biografi berjudul “Kiai Pesantren Membangun Peradaban: 70 Tahun Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA.
Tokoh yang akrab disapa Kang Said, demikian sapaan khas “Wong Cerbon”, merupakan salah satu ulama besar yang dimiliki kaum Nahdliyyin (NU).
Buku tersebut mengulas perjalanan hidup, kisah perjuangan, dan cakrawala pemikirannya. Tidak hanya itu, pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan untuk kemanusiaan juga dibahas. Banyak hal yang dapat pembaca ambil dari tauladan sosok Kang Said sebagai pecinta ilmu, penggemar baca kitab dan buku, senang berdiskusi dan berorganisasi, serta berwawasan luas.
Kang Said juga akrab dengan Gus Dur. Beliau mengajak Kang Said untuk beraktivitas di NU. Pada saat itu, di tahun pertamanya aktif, Kang Said diamanahi sebagai Wakil Katib Aam PBNU. Gus Dur mempromosikan Kang Said dengan sebutan “Doktor muda NU yang berfungsi sebagai Kamis berjalan dengan disertasi lebih dari 1.000 referensi”.
Kata kunci dalam buku Kiai Pesantren Membangun Peradaban adalah kedalaman ilmu. Ilmu pengetahuan akademik Kang Said seperti gunung teks yang terbangun secara berkesinambungan dari dunia pesantren dan studi luar negeri di Universitas Ummul Quro, Mekkah, Saudi Arabia. Akumulasi ilmu tersebut berkembang ribuan tahun di dalam kaum Nahdliyyin serta ditambah tinggi melalui jalan akademis.
Pengetahuan keislaman dan keagamaan yang bersifat akademiknya, mendapat pengakuan proporsional di dalam civitas akademika. Sekembali dari studi di luar negeri, Kang Said tercatat sebagai Direktur Pascasarjana UNISMA Malang, Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta dosen tamu di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Lebih lanjut, pengajuan internasional pun mengabsahkan keilmuan Kang Said. Beliau telah diundang dalam perjalanan dakwah dan pemikiran ke Turki, Qatar, Maroko, Amerika Serikat, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Kenya, dan India untuk menyampaikan makalah tentang keislaman dan nasionalisme.
Peluncuran dan bedah buku Kiai Pesantren Membangun Peradaban: 70 Tahun Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A terselenggara berkat kerja sama antara Said Aqil Siradj Institut dan Universitas Negeri Jakarta pada Kamis lalu (22/2), diĀ Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika Lt. 2 Kampus A Universitas Negeri Jakarta.
Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj Sa’dullah Affandy mengatakan terbitnya buku ini akan menambah koleksi pustaka tentang pemikiran tokoh besar yang lahir dari pesantren tradisional, kemudian memperluas ilmunya di lembaga pendidikan tinggi nasional dan internasional tanpa kehilangan karakteristik kesantriannya.
“Banyak legacy beliau waktu menjadi Ketua PBNU seperti mengembangkan universitas (Univ Nahdlatul Ulama), membuat jejaring dunia pesantren dan madrasah, serta memperkokoh basis organisasi melalui kaderisasi ahlussunah waljamaah. Itulah kenapa NU di masa beliau dapat mewarnai ruang pendidikan, politik, dan dan budaya di Indonesia,” ungkapnya.
Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof Komarudin mengatakan Kang Said merupakan ulama dan guru bangsa yang pemikirannya orisinil dan komprehensif. Beliau menjadi jembatan dan teladan dalam memperjuangkan keislaman yamg moderat dalam bingkai kebhinekaan NKRI.
“Buku ini menjadi oase, pembuka, sekaligus petunjuk jalan bagi generasi selanjutnya untuk mengarungi kehidupan kini dan esok,” lanjutnya.
Buku ini terdiri dari lima bab, yang secara beruntun bercerita perjalanan hidup Kang Said. Bab 1 berisi riwayat hidup, Bab 2 perjuangan dan pemikiran, Bab 3 meneguhkan sikap nasionalisme, Bab 4 membangun keindonesiaan, dan Bab 5 konsistensi bersikap dan bertindak. Serta dilengkapi lampiran pidato pada Pembukaan Muktamar Ke-34 NU di Bandar Lampung 2021.