Tren Bisnis Warung selama Ramadan, Perubahan Jam Operasional

Warung Pintar

GETPOST.ID, Jakarta– Populasi rakyat Indonesia yang memeluk agama Islam sebanyak 87% , dengan mayoritas muslim, Ramadan di Indonesia merupakan bulan yang spesial. Ramadan bisa menjadi momen transformasi yang mengubah perilaku dan sikap banyak orang di seluruh dunia. Sebagai pasar berkembang, Indonesia memiliki potensi peningkatan konsumsi yang sangat besar selama bulan suci ini di semua sektor usaha, termasuk ritel mikro atau warung.

Tim Impact Warung Pintar melakukan survei pada tahun 2022 yang melibatkan 250 warung dalam ekosistemnya dan menemukan bahwa terdapat perubahan perilaku yang besar selama periode Ramadan. Temuan survei mencakup berbagai topik, termasuk kebiasaan pemenuhan inventaris, nilai transaksi, jam operasional, serta kategori produk dengan permintaan tinggi. 

Baca:
Warung Pintar Luncurkan Laporan Berkelanjutan Akselerasi Pertumbuhan Ekosistem Ritel
Laporan Warung Pintar: Pendapatan Keluarga Sebanyak 60 Persen dari Perempuan

Read More
Simak rangkuman tren bisnis warung selama Ramadan berikut ini:

1. Pemenuhan Stok Barang Saat Sahur

Sebelum Ramadan, waktu bagi pengecer untuk membeli persediaan warung adalah pada pagi hari, dari pukul 06.00 pagi hingga 12.00 siang. Namun terdapat sedikit peningkatan sebesar 1,37%, dimana pemilik warung memilih untuk memesan pada waktu sahur. Kebiasaan baru ini terjadi dikarenakan pemilik warung harus bangun pagi, maka mereka pun mulai melakukan aktivitas rutinnya lebih awal dari biasanya.

2. Metode Pembayaran Terbaik dan Meningkatnya Penukaran Voucher

Cash on delivery masih menjadi metode pembayaran teratas untuk pengecer, namun metode pembayaran kedua yang paling banyak digunakan adalah Bon Pintar, dimana jumlahnya meningkat sebesar 29% selama bulan Ramadan. Hal ini dikarenakan pemilik warung telah menghabiskan dana usaha mereka untuk memenuhi stok barang sebelum menyambut bulan Ramadan, sehingga membutuhkan bantuan modal usaha untuk mengisi kembali stok barang yang dibutuhkan. Pengelolaan stok barang pra-Ramadan juga meningkatkan persentase penggunaan voucher sebesar 4%.

3. Peningkatan Nilai Transaksi Selama Ramadan

Survei tim Impact Warung Pintar menyebutkan bahwa terjadi peningkatan frekuensi transaksi untuk skala usaha kecil dan mikro selama Ramadan dibandingkan dengan 10 dan 20 hari sebelum Ramadan. Sedangkan untuk bisnis medium, frekuensi transaksinya sama dengan 10 hari sebelum Ramadan dan lebih rendah dari 20 hari sebelum Ramadan. Namun setelah Ramadan, semua bisnis relatif kembali ke frekuensi transaksi normal. Peningkatan frekuensi transaksi juga mendorong nilai transaksi bagi usaha kecil dan mikro selama Ramadan. Untuk keseluruhan transaksi, terjadi peningkatan sebesar 39% untuk semua skala usaha.

4. Perubahan Jam Operasional Selama Ramadan dan Idul Fitri

Terjadi pergeseran jam operasional, terutama peningkatan pembukaan warung pada sore dan malam hari setelah berbuka puasa. Tujuh dari 10 warung secara keseluruhan mengaku bahwa mereka akan tetap beroperasi selama Idul Fitri. Estimasi waktu istirahat kerja maksimal adalah seminggu setelah Idul Fitri. Setelah itu, warung akan aktif kembali dan meneruskan jam operasional biasa.

5. Peningkatan Permintaan Makanan Pokok

Warung Pintar menemukan bahwa sebagian besar warung membeli lebih banyak makanan pokok karena penurunan permintaan makanan ringan dan minuman selama bulan Ramadan. 

6. Tambahan Penghasilan Baru Warung

Selama Ramadan, Warung juga berkesempatan untuk memanfaatkan momentum untuk menjajaki penghasilan tambahan dari penjualan takjil atau parsel Idul Fitri. 

Tren Bisnis di bulan Ramadan

Takjil dan FnB : 49.2%

Idul Fitri Paket : 33.3%

Makanan Pokok : 17.5% 

Salah satu Juragan Warung Pintar juga berbagi bagaimana ia dapat meningkatkan performa penjualan warungnya selama bulan Ramadan. Lenni Suryani, Owner Ali Store Tangerang mengatakan, “Saat Ramadan, warung saya sebenarnya lumayan bagus, biasanya lebih banyak pelanggan. Saya selalu membeli stok untuk persiapan Ramadan, terutama makanan pokok. Selain itu, selama dua Ramadan terakhir, saya juga merintis usaha baru, yaitu menjual makanan takjil seperti minuman dan jajanan gorengan. Keuntungannya cukup lumayan, tapi di atas itu, saya mencari berkah Ramadan. Sayangnya, tahun ini sepertinya saya hanya akan menjual minuman karena minyak goreng mahal, sehingga mungkin agak sulit untuk menjual jajanan gorengan.” 

7. Ramadan Waktu Terbaik Dorong Digitalisasi

Penggunaan layanan digital untuk pemenuhan stok barang selama bulan Ramadan meningkat 8% dikarenakan sebagian besar pemilik warung cenderung membatasi aktivitasnya karena jam puasa. Lebih dari 68% warung juga aktif mengikuti pelatihan literasi dengan durasi 139 menit, yang menunjukkan adanya niat positif bagi pemilik warung untuk terus meningkatkan keterampilan literasinya. 

Meningkatnya aktivitas dan transaksi bisnis dapat menjadi peluang baru untuk mendorong digitalisasi dan membangun brand engagement, dibandingkan sekedar meningkatkan brand awareness. Menanggapi hal tersebut, Jiwa Damar Anarkie, Impact Manager, Warung Pintar menyatakan, “Ramadan adalah waktu terbaik untuk mendongkrak digitalisasi warung. Akuisisi dan digitalisasi bisa sangat efektif selama periode ini. Pemilik warung lebih adaptif menggunakan layanan digital karena mereka cenderung membatasi aktivitas, akibat adanya waktu puasa dan akhirnya lebih memilih platform online. Kami merekomendasikan jenama untuk mengambil momen ini sebagai peluang untuk melakukan penetrasi pasar dan aktivitas engagement.”

Kesimpulannya, bulan Ramadan dapat menjadi momentum yang pas bagi penyedia layanan mikro retail untuk digitalisasi pengecer selama pergeseran perilaku seperti pemenuhan stok barang secara online. Penyedia layanan mikro retail pun dapat fokus memberikan lebih banyak peningkatan fitur dan pilihan metode pembayaran demi mendukung pemilik warung dalam memanfaatkan berkah Ramadan secara maksimal. 

Nayla

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :