GETPOST.ID, Jakarta- Xendit, penyedia layanan infrastruktur pembayaran digital dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, mengumumkan telah mendapatkan US$ 64,6 juta dalam pendanaan Seri B yang dipimpin oleh firma modal ventura global Accel untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan terpercaya di wilayah tersebut. Secara keseluruhan, perusahaan telah mengumpulkan total pendanaan sebesar US$ 88 juta. Di tengah transformasi digital Asia Tenggara yang pesat, Xendit dengan cepat mendukung bisnis dari semua skala usaha, dan telah memproses lebih dari 65 juta transaksi dengan pembayaran US$ 6,5 miliar per tahun.
“Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat kompleks, terutama apabila kami melihat pada wilayah kepulauan Indonesia yang memiliki 17.000 pulau berbeda dan harus menghadapi regulasi dan teknologi di kawasan tersebut yang cukup menantang. Membangun sebuah ekosistem bisnis untuk masa depan dengan infrastruktur yang belum memadai, tentunya akan menghambat pelaku bisnis di Asia Tenggara” kata Moses Lo, CEO dan Co-Founder dalam keterangan pers, 3 Maret 2021.
Dengan lebih dari 150 juta penduduk Indonesia yang sudah beradaptasi secara digital dan kelas menengah yang berkembang pesat, ekonomi digital Indonesia akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2025. “Asia Tenggara membutuhkan akses ke infrastruktur pembayarannya sendiri yang dapat diandalkan. Platform Xendit akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital kawasan ini dan memastikan generasi pelaku bisnis berikutnya dapat berkembang pesat,” kata Tessa Wijaya, COO, dan Co-Founder
Accel memimpin putaran pendanaan tersebut dengan dukungan tambahan dari YCombinator. Xendit adalah perusahaan Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti program akselerator YCombinator pada 2015 dan dinobatkan sebagai salah satu dari 100 perusahaan teratas YCombinator pada 2021. Tim Xendit yang multikultural dapat menghadirkan solusi yang disesuaikan pada kultur lokal hingga ke ranah global. Pengadaptasian terhadap beragam kultur tersebut dikarenakan CEO Moses Lo dan COO Tessa Wijaya yang lahir dan besar di Asia menempuh pendidikan tinggi di AS, sehingga menghasilkan perpaduan antara Tessa yang mengasah keahliannya dalam dinamika dan regulasi pasar Asia Tenggara serta Moses mendapatkan pengetahuan dan wawasan luas tentang aksesibilitas teknologi global dan ekosistem startup Silicon Valley. Bersama-sama, Tessa dan Moses bekerja sama untuk membangun ekonomi digital Asia Tenggara berikutnya.
Upaya Xendit dinilai sangat sesuai dengan langkah-langkah kawasan Asia Tenggara yang berkelanjutan menuju digitalisasi dan kebebasan finansial. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bergabung untuk mengadopsi Visi Komunitas 2025 untuk memperluas literasi keuangan, meningkatkan konektivitas, memperkuat infrastruktur regional, memperluas cakupan pembayaran digital, meningkatkan kesadaran terhadap penipuan digital, dan memprioritaskan menjembatani kesenjangan digital.
Dari usaha kecil seperti kios (warung) hingga perusahaan besar — seperti Traveloka, Transferwise, Wish, dan Grab — pelaku bisnis telah mengalami perjuangan yang sangat panjang untuk dapat mendigitalkan pembayarannya tanpa infrastruktur yang tepat untuk kawasan ekonomi Asia Tenggara. Dan saat ini, Xendit hadir untuk memberi solusi pembayaran sehingga pelaku bisnis dapat menyiapkan dan menerapkan inisiatif komersial dengan cepat, termasuk memproses pembayaran, menjalankan pasar, mencairkan penggajian dan pinjaman, dan mendeteksi penipuan. Dengan Xendit, bisnis dapat mengakses:
Solusi pembayaran paling dapat diandalkan untuk Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara
Deteksi penipuan terbaik di kelasnya dengan pendekatan penerusan privasi
Penerapan API yang cepat diterapkan dalam hitungan hari, bukan bulan
Program loyalitas dan keterlibatan pelanggan dengan respons dari waktu ke waktu
RAYHANI