GETPOST.ID, Jakarta- Laksa merupakan salah satu jenis hidangan ala Asia yang punya pengaruh dari kebudayaan peranakan. Laksa bisa ditemukan di banyak daerah di Asia Tenggara khususnya, seperti di Malaysia. Kemudian Singapura dan Thailand. Ada juga di beberapa daerah di Indonesia seperti di Bogor, Cibinong, Tangerang, Palembang, Banjar, dan juga Betawi.
Menurut makna nama, laksa diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta atau India kuno yaitu laksha yang artinya “banyak”. Hal itu menunjukkan bahwa mi laksa dibuat dengan banyak bumbu.
Di beberapa tempat laksa dibuat dengan bumbu serta racikan yang berbeda meski masih sama menggunakan santan.
Adalah Laksa Betawi Asirot yang berada di tengah keramaian kota Jakarta. Dari namanya sudah bisa ditebak lokasinya berada di Jalan Asirot di kawasan Jakarta Barat, yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan, tepatnya Jalan Raya Kebayoran Lama.
Asirot menyajikan laksa yang berbeda jika ingin dibandingkan dengan laksa Tangerang dan laksa Bogor yang menggunakan oncom sebagai campurannya.
Pembeda lainnya yakni, isi laksa Betawi tak seramai laksa Tangerang dan laksa Bogor. Selain ketupat, hanya ada daun kucai, kecambah, daun kemangi, dan bawang goreng saja .
Kekuatan cita rasa dari laksa Betawi racikan Hajah Muroni ini ada di kuahnya yang kaya akan rempah – rempah. Ahmad, cucu Hajah Muroni yang kini mengelola kedai, mengatakan, kuah laksanya terbuat dari segala jenis bumbu, mulai kunyit, lengkuas, sereh, daun salam, daun jeruk, kencur, jahe, temu kunci, jintan, lada, biji pala, kemiri, ketumbar.
“Pastinya juga ada ebi atau udang kering yang menjadi pembeda,” terang Ahmad Kamis, 4 Februari 2020 mengenai makanan khas Betawi yang sudah ada sejak 1974 itu.
Bumbu-bumbu ini ada yang melewati proses penggilingan, juga penumbukan. Setelah halus, semua bumbu tadi ditumis kemudian dicampur dengan santan. Tak heran, citarasa gurih dan sedap pun langsung pecah, begitu kuah kental laksa Betawi berwarna kuning racikan kedai ini menyentuh di lidah kita.
Tak sulit menemukan Laksa Asirot. Warungnya mirip seperti rumah tinggal dengan corak berwarna hijau. Di tempat yang sederhana di Jalan Assirot Nomor 1 RT 01 RW 003 Kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, laksa Betawi itu diolah dengan bumbu-bumbu warisan keluarga Hajah Muroni.
“Rasa laksa Betawi di kedai ini memang beda. Kuahnya terasa banget bumbunya,” ujar Pasya, pelanggan lama laksa Betawi Assirot yang kini tinggal di BSD Serpong. “Dalam minggu ini saya sudah dua kali kemari,” lanjutnya.
Selain bumbunya yang terasa sekali rempahnya, ketupat yang disajikan juga lembut dan pas sekali dengan laksa. “Ketupatnya kita buat sendiri dengan melewati proses perebusan selama 12 jam,” kata Ahmad agar ketupat tetap awet dan bisa dimakan hingga 3 hari .
Tentu tak lengkap rasanya menyantap laksa Betawi tanpa pendamping. Menurut Ahmad, laksa Betawinya yang seharga Rp 20.000 seporsi sangat cocok disandingkan dengan semur. Anda tinggal pilih, ada semur daging dan empal, lalu semur tahu , tempe kentang, semur jengkol, juga semur telur. Kedai ini dibuka mulai pukul 10.00 pagi hingga 21.00. Jika Anda datang tapi sudah tutup namanya Anda terlambat lantaran sudah kehabisan.
Alia F