Turun 70 Persen, Sandiaga Uno Targetkan Kunjungan Wisman Sebesar 7 Juta pada 2021

Dieng
Ilustrasi wisata di Indonesia

GETPOST.ID, Jakarta- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sandiaga Uno menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2021 sebesar 4-7 juta kunjungan. Hal tersebut diungkapkan oleh Sandiaga dalam keterangan tertulis Jumpa Pers Akhir Tahun Kemenparekraf, Kamis 31 Desember 2020.

“Dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata membuat Kemenparekraf menyesuaikan proyeksi kunjungan wisman tahun 2021 sebesar 4-7 juta wisman,” kata Sandiaga. Sebelumnya, pandemi Covid-19 sangat menghantam sektor pariwisata Indonesia. Dampaknya terlihat salah satunya dari jumlah kunjungan wisman yang menurun drastis.

Berdasarkan data Kemenparekraf, pada Januari – September 2020 capaian kunjungan wisman ke Indonesia hanya 3,56 juta atau turun 70,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yakni sebesar 12,1 juta wisman.

Maka dari itu, target wisman tahun 2020 yang semula berjumlah 18 juta kunjungan tidak dapat dicapai. Jumlah tersebut, kata Sandiaga, ditargetkan akan terwujud pada 2025 mendatang. Strategi merealisasikan target
Terkait strategi untuk merealisasikan target jumlah wisman tersebut, nantinya Kemenparekraf akan berfokus pada penyelesaian pembangunan infrastruktur terutama di lima destinasi super prioritas (DSP) yakni, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

“Memperkuat fasilitas 3A pariwisata; Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. Selain itu mendorong investasi sektor pariwisata dan memperkuat promosi pariwisata dengan memanfaatkan teknologi digital dengan optimal.Selain itu, Kemenparekraf juga akan menerapkan tiga strategi untuk mempercepat pemulihan pariwisata. Ketiga strategi tersebut adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

Dalam strategi inovasi, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo sempat menjelaskan pemanfaatan big data untuk mendesain promosi yang lebih efektif dan personal.

“Dengan menggunakan teknologi seperti big data dan pendekatan kekinian untuk memetakan, baik dari segi potensi maupun penguatan, serta memastikan para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bertahan,” jelas Sandiaga.

Sandiaga-uno

Tak hanya inovasi dari segi promosi saja, Kemenparekraf juga akan berinovasi dalam hal produk yang ditawarkan.Seperti produk-produk berupa pariwisata luar ruangan, sport tourism, health tourism, wellness tourism, ekowisata, bahkan hingga medical tourism.

Strategi kedua adalah adaptasi. Salah satunya adalah mengadaptasi protokol kesehatan berbasis CHSE (cleanliness, health, safety, and environment) di setiap destinasi pariwisata dan lini ekonomi kreatif.
Protokol berbasis CHSE ini akan jadi kunci promosi dalam upaya mempercepat pulihnya kepercayaan wisatawan terhadap sektor pariwisata dalam masa pandemi.

“Promosi dengan adaptasi baru ini kita lakukan antara lain dengan menggelar mega event, mega famtrip, maupun MICE roadshow ke berbagai sumber wisman,” tutur Sandiaga.

Selain adaptasi CHSE, Sandiaga juga menyebut soal pengembangan e-HAC (electronic-Health Alert Card) yang harus diperluas.
Contohnya, memperluas cakupan e-HAC bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan penyedia jasa telekomunikasi agar nantinya tak hanya bisa mendata kunjungan saja tapi juga bisa memantau pergerakan sebagai salah satu upaya crowd control.

“Strategi ketiga, berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, akademisi, universitas, serta masyarakat dan dunia usaha dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air,” tutup Sandiaga.

RAYHANI A

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *