GETPOST.ID, Jakarta- Selama masa pandemi, Kesehatan Jiwa pasien Covid-19 dan masyarakat menjadi perhatian Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Pandemi yang telah berjalan selama hampir tujuh bulan ini ditemukan beberapa kondisi kejiwaan yang dialami masyarakat.
IPK Indonesia dan PDSKJI merilis temuan di lapangan beberapa kondisi kejiwaan yang terjadi di tengah masyarakat, sekaligus mengantisipasi penanganan potensi masalah psikologis.
Konperensi Pers Webinar Hari Kesehatan Jiwa Sedunia bertajuk “Peran Psikolog Klinis dan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Dalam Mendukung Kesehatan Jiwa Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19”, menghadirkan Keynote Speaker Dr. Siti Khalimah, SpKJ, MARS, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN), Kementerian Kesehatan RI pada Rabu 14 Oktober 2020.
“Sejak ditemukan kasus Covid-19 pertama kali, PDSKJI segera meluncurkan Swaperiksa Web guna mencegah kepanikan massal dalam suasana batin yang mencekam, sekaligus untuk membantu masyarakat dalam menangani perasaan tidak nyaman,” ujar DR. Dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS dalam webinar Rabu, 14 Oktober 2020.
Masyarakat Yang Mengakses Swaperiksa Web PDKSJI dan gambaran masalah psikologis pada masyarakat yang mengakses layanan psikologi klinis selama pandemi Covid-19.
- Masalah Psikologis
Selama Oktober 2020, jumlah pengisian swaperiksa masyarakat di web PDSKJI berjumlah 5661 buah, berasal dari 31 provinsi dengan temuan 68 persen mengalami masalah psikologis dan 32 persen tidak ada masalah psikologis. - Gejala Cemas
Dari 2606 swaperiksa, sebanyak 67.4 persen yang mengisi swaperiksa
mengalami gejala cemas. Gejala Kecemasan terbanyak ditemukan pada kelompok usia di > 30 tahun dengan uraian: sebanyak 75,9 persen terjadi pada kategori usia <20 tahun; 71,5 persen pada usia 20-29 tahun; 58,8 persen pada usia 30-39 tahun; 48,7 persen pada usia 40-49 tahun; 42 persen usia 50-59 tahun; dan 47,1 persen usia >60 tahun. - Depresi
Dari 2294 swaperiksa, sebanyak 67,3 persen yang mengisi swaperiksa mengalami gejala depresi, di mana 48 persen dari responden berpikir lebih baik mati atau ingin melukai diri dengan cara apapun. Pikiran kematian terbanyak pada rentang usia 18-29 tahun. - Trauma Psikologis
Dari 761 swaperiksa, terdapat 74,2 persen yang mengisi swaperiksa mengalami gejala trauma psikologis. Gejala Trauma Psikologis terbanyak ditemukan pada kelompok usia <;30 tahun, dengan keluhan tersering berupa perasaan waspada terus menerus dan merasa sendirian atau terisolasi dengan uraian: 90,6 persen terjadi pada kategori usia <20 tahun; 73,4 persen pada usia 20-29 tahun; 76,5 persen pada usia 30-39 tahun; 55 persen pada usia 40-49 tahun; 38,9 persen pada usia >50 tahun. - Bunuh Diri
Dengan 110 swaperiksa, 68 persen yang mengisi Swaperiksa bunuh diri memiliki pemikiran tentang bunuh diri dan 5 persen di antaranya memiliki rencana matang dan telah mengambil tindakan dari hasil swaperiksa yang mengatakan memiliki pemikiran bunuh diri, 66 persen belum pernah mendapatkan pengobatan.
DR. Dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS menegaskan, “Untuk menindaklanjuti tingginya prosentase swaperiksa yang mengalami gangguan, PDSKJI bertekad untuk membuka jangkauan layanan yang lebih luas dengan mendorong para profesional kesehatan jiwa untuk bergandeng tangan bersama dengan tujuan penemuan dan penalataksaan lebih dini terhadap orang dengan masalah psikologis.”
Tim Satgas IPK Indonesia untuk Penanggulangan COVID-19 dibentuk sejak tanggal 27 Maret 2020, dan sejauh ini beranggotakan 734 psikolog klinis dari seluruh Indonesia. Tim ini melakukan pendataan terkait layanan yang diberikan oleh psikolog klinis selama periode Maret hingga Agustus 2020, sesuai dengan diagnosis masalah, dibagi menjadi tiga periode: Periode 1 (15 Maret – 31 Mei 2020); Periode 2 (1 Juni – 15 Juli 2020); dan Periode 3 (16 Juli – 31 Agustus 2020). Data ini diperoleh dari 194 psikolog di 27 wilayah yang telah memasukkan laporan data layanan.
Adapun data yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
Jumlah Penerima Layanan Psikolog Klinis
Layanan oleh psikolog klinis diberikan kepada individu, keluarga, ataupun komunitas, dengan jumlah Klien Individu sebanyak.14619 orang; Klien Keluarga sebanyak 927 keluarga; dan Klien Komunitas sebanyak 191 komunitas.
Gambaran Klien Individu
Sekitar 67,8 persen dari penerima layanan individual adalah orang dewasa (sebanyak 9428 orang dewasa), klien anak atau remaja sebanyak 4690, sedangkan lansia merupakan kelompok usia yang paling sedikit mengakses layanan oleh psikolog klinis sebanyak 501 orang.
Berdasarkan periode layanan, pada kelompok anak dan remaja, terdapat kenaikan penerima layanan pada setiap periodenya. Sementara di kelompok dewasa, jumlah individu yang mengakses layanan pada awal pandemi lebih banyak dibandingkan periode-periode selanjutnya. Kecenderungan ini juga terlihat pada kelompok lansia.
Alia Fathiyah