Cerita Nurlina Subair, Caregiver Kanker Payudara serta Pendiri Makassar Cancer Care Community

Nurlina-Subair
Founder Makasar Cancer Care Community (MCCC) DR Dra. Nurlina Subair, MS

GETPOST.ID, Jakarta- Menjadi seorang caregiver membutuhkan kelapangan dada serta kesabaran yang tinggi. Meski tidak membutuhkan sekolah khusus tapi caregiver menjadi salah satu penyebab berhasilnya proses pengobatan seorang pasien terutama pasien kanker payudara.

Adalah DR. Dra. Nurlina Subair, MSi. pendiri dan Ketua Makassar Cancer Care Community (MCCC) untuk pasien maupun penyintas kanker. Nurlina mengaku pada 2012 menemukan benjolan di payudara dan setelah dideteksi ternyata kanker payudara. Setelah dioperasi radikal mastectomy diketahui jenisnya stadium dua dengan HER2 positif.

“Selama masa pengobatan itulah saya berfikir apabila selesai menjalani proses pengobatan, maka saya akan medirikan suatu wadah tempat curhat, dan mensupport teman-teman yang menjalani kemoterapi,” kata Nurlina dalam webinar Caregiving Kanker Payudara yang diselenggarakan Pfizer Indonesia dengan topik bahasan: “Pentingnya Peranan Keluarga dan Komunitas Dalam Proses Pengobatan Pasien Kanker Payudara Metastatis HR-positif, HER2-negati,” Rabu 30 September 2020.

Nurlina mendirikan MCCC sebagai tempat untuk saling berbagi dan memotivasi pasien kanker di Makassar. Sekaligus sebagai wadah sosialisasi serta edukasi bagi masyarakat khususnya perempuan untuk mengenali gejalanya serta lebih peduli, dan melakukan deteksi dini payudaranya, sehingga masih stadium dini dapat diketahui hingga peluang hidup lebih besar.

Baca:
– 8 Faktor Penyebab Kanker Payudara
– Mengenal Lebih Jauh Kanker Payudara Metastasis Subtipe HR-Positif, HER-2 Negatif
– CISC Bantu Pasien Kanker Payudara Memilih Terapi Sesuai Stadium
– Bawang Putih dan Bombay Mampu Tekan Sel Kanker Payudara

Menjadi seorang caregiver bagi pasien kanker payudara metastatis, kata Nurlina, yang paling tepat adalah penyintas yang sudah sehat kembali karena punya empati dan telah merasakan atau menjalankannya.
Selain itu seorang psikologis dibutuhkan untuk penguatan mental agar pasien bisa menerima keadaannya dengan besar hati, di sinilah peran seorang psikolog sangat cocok untuk memberikan pendampingan.

Juga seorang ustadz/ustadzah, rohaniawan dari agama lain juga sangat penting sebagai pendamping karena bisa membimbing mental dan spiritual agar kuat, sabar, ikhlas dan tidak fatalistic atau negative thinking dengan kondisinya yang bisa membuat depresi.

“Buat saya sendiri kadang sulit menjadi seorang caregiver, karena biasanya keluarga pasien kanker itu tidak menerima orang lain untuk mendekati pasien. Namun ada juga keluarga dekat baik itu suami ataupun anak sangat menerima kedatangan pendamping didalam memberi support bagi pasien. Kadangkala keluarga ingin menjalin hubungan yang akrab dengan selalu memberi info tentang kondisi pasien atau meminta untuk datang mendampingi ketika pasien terlihat stress atau tidak bersemangat,” tutur Nurlina.

Baca:
Peran Penting Caregiver dalam Proses Pengobatan dan Psikososial bagi Pasien Kanker Payudara Metastis

Menjadi seorang caregiver kanker payudara, paling tidak harus memiliki pengetahuan tentang kanker serta jenisnya. Selain itu sifat empati atau perduli yang tinggi.

Masyarakat sekitar, juga harus memberi semangat bukannya menambah beban pasien dengan gossip atau mitos tentang kanker sehingga pasien metastasis makin terpuruk. Dan masyarakat lebih aware kepada lingkungannya agar lebih menyebarluaskan tentang edukasi kanker sehingga merubah mindset di lingkungan bahwa sakit kanker dapat disembuhkan. Kemudian datang menjenguk untuk memberikan semangat dan motivasi.

“Keluarga pasien (jika caregiver bukan keluarga), harus sebagai filter terhadap informasi-informasi yang menyesatkan seperti pengobatan alternative, selalu bisa berkomunikasi mengenai kondisi pasien dan apabila dibutuhkan pendampingan. Keluarga dan pendamping harus bersatu padu dalam mensupport pasien. Artinya keluarga sangat diuntungkan dengan kehadiran pendamping,” ujar Nurlina.

Nurlina bercerita ketika mendatangi seorang pasien kanker payudara sambil membawa foto. Lalu foto tersebut diperlihatkan kepada pasien. Nurlina memberikan semangat ketika rambut sudah tumbuh kembali akibat kemoterapi atau badan kembali normal, kecantikan akan kembali lagi. “Saya mencoba memberikan semangat. Lalu saya tanya ke pasien hal apa yang membuatnya senang. Kalau saya mendengarkan lagu-lagu kesukaan saya, jadi ketika kemo ke empat sampai enam saya tidak merasakan sakit,” tutur Nurlina.

Alia Fathiyah

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *