GETPOST.ID, Jakarta- Menurut studi Globocan 2018, kanker payudara menempati peringkat kanker tertinggi di Indonesia dengan 58,256 kasus baru pada 2018 dan menempati posisi kedua penyebab kematian karena kanker, setelah kanker paru-paru.
Kanker payudara adalah kanker invasif yang paling umum terjadi pada wanita secara global dengan lebih dari 2 juta wanita terkena setiap tahunnya. Menurut para ahli kesehatan, diperkirakan terjadi peningkatan sekitar 43 persen dalam kematian terkait kanker payudara secara global dari 2015 hingga 2030, yang sebagian besar merupakan akibat dari penyakit metastasis atau sel kanker yang menyebar ke organ lain di dalam tubuh.
Baca:
Mengenal Lebih Jauh Kanker Payudara Metastasis Subtipe HR-Positif, HER-2 Negatif
Menurut DR. dr. Ronald Hukom, SpPD-KHOM, Hematologi Onkologi Medik RS Kanker Dharmais, yang menjadi pencetus utama kanker payudara adalah faktor hormonal. “Faktor keturunan hanya sekitar 10-15 persen,” kata dr Ronald pada Press Event Pfizer Indonesia Webinar Kanker Payudara Metastasis subtipe HR-Positif, HER2-negatif, Senin 31 Agustus 2020.
Dr Ronald membeberkan faktor apa saja yang bisa timbul kanker payudara:
- Haid di usia sangat muda yakni di bawah usia 10 tahun
- Periode mens teratur yang mengalami masa panjang dengan monopause di atas usia 50 tahun.
- Selama hidup tidak punya anak (keseimbangan hormon estrogen progesteron yang bermasalah))
- Tidak pernah menyusui
- Wanita yang memang memiliki riwayat keluarga pernah mengidap kanker payudara (faktor genetik).
- Obesitas
- Penggunaan obat-obat hormonal (misal pil KB)
- Paparan radiasi (seperti berulang-ulang mendapatkan pemeriksaan radiologi di daerah dada).
Menurut dr Ronald, benjolan yang ada dipayudara jangan diabaikan meski ketika diraba tidak terasa sakit. “Jika masih stadium 1 atau 2 ada harapan untuk sembuh sangat tinggi sekitar 80 persen. Jika sudah stadium 3 sekitar 60 persen dan jika stadium 4 hanya 20-25 persen, atau sekitar 4- 5 tahun bertahan hidup,” kata dr Ronald.
Alia Fathiyah