GETPOST, Jakarta- Sandiaga Uno mengatakan di tengah pandemi sekarang ini arah bisnis mulai berubah arah. Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini menjelaskan ada beberapa bisnis usaha yang mulai diminati masyarakat dan dibutuhkan sehingga pengusaha terutama UKMK harus jeli melihat pasar.
Hal tersebut dijelaskan Sandiaga Uno dalam acara webinar bertajuk ‘Kiat Pengusaha Muda Mendorong Perekonomian Bangsa Aman Covid-19’ yang diadakan Obsession Media Group (OMG) pada Jumat 14 Agustus 2020 .
Sandi menyebut, ada dua masalah yang ditemu ketika pandemi ini, yakni mata pencarian yang terus menurun serta biaya kehidupan yang meningkat. Sandi memberikan beberapa saran serta solusi bagaimana berbisnis di tengah pandemi yang telah berjalan lima bulan.
“Perlu fokus, dan menyediakan produk yang dibutuhkan masyarakat seperti APD, hand sanitiser, masker untuk 6 bulan ke depan masih sangat dibutuhkan,” kata pria yang pernah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017.
Menurutnya, revolusi industri 4.0 sekarang ini, peran teknologi serta bisnis dibidang proses penciptaan yang memanfaatkan teknologi digital seperti penjualan online, penjualan yang menggunakan teknologi, tools yang bisa marketing payment diperlukan. Jadi semua tools ada di smartphone,” tutur ayah tiga anak ini.
Ketiga, katanya, cara efektif untuk mengatur dan penerapan keuangan perusahaan dengan standar kedisiplinan yang terukur dan tepat. “Di mana kita mengoptimalkan cashflow kita dan melakukan penjadwalan ulang dari pengeluaran kita hingga cash yang kita kelola bisa optimal,” tuturnya.
Pengusaha sukses di usia muda ini menjelaskan, setiap usaha yang dijalankan pastinya ada cash in atau pemasukan, dari modal, keuntungan, atau juga dari pinjaman. Ada juga cash out, yaitu pengeluaran dari pembelian, pembayaran kewajiban, dan ini semua diperlukan untuk UMKM.
Sandiaga Uno mengingatkan masalah yang biasa ditemui para pengusaha UMKM adalag besar pasak daripada tiang, atau besar pengeluaran daripada pemasukan sehingga cepat bangkrut.
Menurutnya, dalam mengatur keuangan jika berbisnis yakni keuntungan yang didapat seluruhnya bukan menjadi milik pengusaha. Keuntungan tersebut dialokasikan ke berbagai pos, agar UMKM bisa berjalan sesuai keinginan, seperti investasi sumber daya manusia, investasi mesin, investasi menurunkan biaya produksi serta investasi membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu, salah satu cara pengelolaan secara ketat adalah free order atau utamakan pembayaran di depan. “Ini akan memungkinkan kita untuk memproduksi berdasarkan berbasis order atau berbasis pesanan,” ujar pria 51 tahun itu.
Satu hal yang sederhana tapi paling fundamental adalah jangan dicampur rekening pribadi dengan rekening usaha. Menurutnya jika ingin cashflow pada UMKM tetap berjalan dengan baik, maka lakukan kegiatan-kegiatan pengawalan cashflow ini dengan komitmen yang kuat dengan disiplin yang ketat.
“Lalu lakukan eksekusi yang prima agar kita bisa mengatur keuangan kita untuk tetap sehat di pandemi Covid-19,” katanya.
Dan yang keempat kata Sandiaga Uno adalah sukses bisa diraih dalam menjalankan usaha di tengah pandemi. “Kuncinya beradaptasi dengan realita baru, beradaptasi dengan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan baru atau new normal,” tuturnya.
New normal ini realita yang berbeda dari sebelum ada covid. Melakukan arah perubahan jalur pertumbuhan baru, misalnya jika di jalur selatan tutup, coba lalui jalur barat.
Gelombang ini, menurutnya memunculkan tren baru seperti digital, makanan, imtek dan layanan kesehatan termasuk kesehatan promotif dan efektif serta, istirahat yang cukup.
Dan yang terakhir yaitu kelima, Sandiaga Uno mengatakan para pelaku UMKM juga perlu memberikan masukan kepada pemerintah, masukan yang kritis serta menempatkan diri sejajar dengan pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan serta biaya hidup yang stabil.
“Terciptanya UMKM dengan dukungan pemerintah diperlukan sebagai daya taham eknomi di tengah pandemi, menjaga pasar kita serta populasi 200 juta penduduk Indonesia ini adalah modal kita yang harus dijaga,” tuturnya.
Alia Fathiyah
5 Saran Berbisnis di Masa Pandemi dari Sandiaga Uno
