Wabah Corona, Lebih Rentan Tertular di Pasar Dibanding di Rumah Sakit

wabah corona

GETPOST.ID, Bekasi- Meningkatnya jumlah penderita Covid-19 di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Wabah yang menjangkiti seluruh dunia ini membuat tidak sedikit orang takut untuk pergi ke rumah sakit guna memeriksakan kesehatan dan membeli obat. Sebab, rumah sakit sering dianggap sebagai tempat berkumpulnya masalah kesehatan termasuk para pasien virus corona alias Covid-19.

Menurut dr.Eko S.Nugroho, MPH yang masuk dalam Tim Kesehatan Gugus Tugas Percepatam Penanganan Covid-19 Kota Bekasi tidak perlu takut ke rumah sakit. ” Misal ada banyak orang tua yang menganggap sepele penyakit anaknya dengan hanya mengobati di rumah saja. Padahal itu sangat berbahaya bisa merenggut nyawa, ” kata Eko dalam bincang dengan desainer Nina Nugroho Solution bertema ‘Apa yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Gejala Mirip Covid-19’ yang digelar Nina Nugroho di Instagram Live, Sabtu 25 April 2020.

Dokter yang juga direktur rumah sakit swasta di Bekasi ini malah membandingkan lebih bahaya terpapar di pasar dibandingkan di rumah sakit. Menurutnya, rumah sakit rutin dilakukan pembersihan dengan disinfektan. Jika di rumah sakit, lanjut Eko, protokol kesehatan yang dilakukan tim medis dan pasien telah paham dan sudah sesuai standar, misal menjaga jarak dan memakai masker. Tapi jika di pasar justru lebih rentan tertular mengingat kurangnya pemahaman soal virus corona dan menganggap sepele hal tersebut.

”Kalau terpaksa memang harus ke rumah sakit, silakan saja, tidak usah khawatir,” kata Eko.

Hingga Selasa 28 April 2020, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 3,1 juta orang dan meminta korban nyawa setidaknya 217.000 di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins.

Sementara di Indonesia, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengumumkan data resmi jumlah infeksi nasional mencapai 9.551 kasus positif virus corona. Pasien yang terdampak tersebar di 297 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Tiga provinsi yang mencatatkan kasus positif paling banyak yaitu, DKI Jakarta (4.002 kasus), Jawa Barat (969 kasus), dan Jawa Timur (857 kasus). Pasien dinyatakan sembuh mencapai 1.254 orang atau 13,18 persen dari total kasus, dan korban meninggal 773 orang.

ALIA F

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *