GETPOST.ID, Jakarta- Mengapa
kecerdasan emosi itu penting? Selain kemampuan berpikir, si kecil juga perlu
mengelola emosinya dengan baik lewat IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional
Quotient), dan SQ (Social Quotient) agar tumbuh menjadi anak dengan tanggap
yang lengkap.
Anak sebenarnya sudah punya perilaku empati yang tinggi bahkan sejak ia masih
bayi. Itulah kenapa, tangisan bayi dapat menular ke bayi lainnya. Nah tugas
kita sebagai orang tua adalah memaksimalkan sikap peduli pada diri anak,
sehingga pada saat dewasa kelak, anak akan memiliki kebesaran hati.
Mengasah empati anak sebaiknya diajarkan sejak dini sesuai usianya. Tujuannya
agar empati anak dapat terasah dengan optimal secara bertahap dan dapat
diterapkan dengan baik ketika dia tumbuh dewasa.
Usia 1-2 tahun: Anak sudah dapat tertular oleh emosi orang lain. Secara
umum anak memang belum terdorong untuk membantu orang lain, namun anak usia 1
tahun sudah bisa mengamati dan meniru ekspresi orang lain. Misalnya, ajak si
kecil ikut tersenyum pada suasana keluarga yang hangat.
Usia 3-4 tahun: Anak sudah dapat mengaitkan antara emosi yang muncul dan apa yang menyebabkannya. Keinginan untuk membantu orang juga sudah mulai terlihat. Untuk menstimulasi kecerdasan emosional anak sejak usia dini, cobalah ajak si kecil mendiskusikan perasaan dalam sebuah situasi sosial.
Usia 5-6 tahun: Di usia ini, anak sudah mampu bercerita tentang pengalaman dan perasaannya. Anak juga sudah dapat membaca perasaan orang lain melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan perilaku orang lain serta dapat membantu tanpa diminta. Inilah masa yang tepat untuk mengajarkan langsung tindakan kebaikan seperti menolong teman yang jatuh kesakitan, memberi donasi kepada anak kurang mampu, dan lain-lain.
Di atas usia 7 tahun: Anak semakin terampil dalam membaca situasi dan mencari
solusi yang tepat. Si kecil juga semakin menunjukkan kepedulian sosial dan
berinisiatif membantu. Mulailah libatkan anak dalam kegiatan sosial, seperti
membuat project sosial keluarga atau event khusus anak yang dapat meningkatkan
rasa empati mereka.
Rayhani Annisa